Dalam memperingati Hari Anti Narkotika Internasional (HANI), Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Jawa Barat, Sufyan Syarif, mengingatkan, Jawa Barat dan DKI Jakarta merupakan pangsa pasar yang menggiurkan bagi sindikat pengedar narkoba internasional.
Jawa Barat secara khusus, kata dia, menjadi sasaran empuk karena penawaran dan permintaan terhadap narkoba tergolong tinggi. Selain itu, Jawa Barat merupakan wilayah dengan jumlah penduduk terpadat di Indonesia.
"Peredarannya juga Jakarta dengan Jawa Barat tuh sama budayanya masyarakatnya, kebiasaannya, kemudian usaha bisnisnya mereka saling bertukar tempat. Jadi, sasarannya antara Jakarta dan Jawa Barat itu sama yang dilakukan oleh sindikat internasional," kata Sufyan di Kota Bandung, Rabu.
Faktor lainnya yang membuat pasar di Jawa Barat menggiurkan, menurut dia, adalah harga jual yang lebih tinggi dibanding negara lain. "Di Cina harganya satu gram hanya Rp40.000, di Birma sama dengan di Vietnam Rp40.000, Thailand Rp40.000, kemudian di sana Taiwan Rp20.000," kata dia.
Baca juga: BNN perkuat strategi kurangi permintaan dalam perang lawan narkoba
Baca juga: Pemerintah sediakan pusat panggilan bagi korban penyalahgunaan napza
Baca juga: BNN luncurkan toko daring "Stop Narkoba" berdayakan pecandu narkoba
Saat ini, kata dia, masyarakat yang terpapar oleh narkoba di Indonesia sudah mencapai 2 juta. Adapun di Jawa Barat jumlahnya sekitar 10 ribu orang dan terus bertambah.
"Ada kurang lebih 10.000, kalau seluruh Indonesia itu dua juta setengah kurang lebih pengguna. Jawa Barat lebih 10.000, dan berkembang terus," katanya.
Dengan demikian, dia mengatakan pihaknya akan terus berupaya melakukan rehabilitasi kepada para pengguna yang memakan waktu cukup lama. Sedangkan bagi pengedar, kata dia, akan selalui diberi hukuman yang tegas.
"Perlu sampaikan ke masyarakat dalam rangka HANI ini perlu teman-teman bantu kami (untuk rehabilitasi). Kalau pengedar, kami tidak beri ampun," katanya.
Pewarta: Bagus Ahmad Rizaldi
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019