"Bahkan okupansinya lebih tinggi jika dibandingkan sepanjang tahun lalu. Untuk tahun lalu rata-rata okupansinya 59 persen, pada semester pertama tahun ini di atas 60 persen," kata Perwakilan Bidang Humas PHRI Kota Surakarta Sistho A Sreshtho di Solo, Rabu.
Ia mengatakan jika dirinci, okupansi paling tinggi terjadi pada tiga bulan kedua tahun ini, yaitu April, Mei, dan Juni 2019.
Ia memprediksi capaian okupansi masih akan membaik pada beberapa bulan ke depan, terutama dari sisi "meeting, incentive, convention, and exhibition" (MICE).
"Sektor MICE pascalebaran kan sudah mulai aktif, khususnya dari korporasi dan pemerintahan," katanya.
Sementara itu, terkait dengan naiknya biaya transportasi khususnya via udara, dikatakannya, sejauh ini belum berdampak pada okupansi hotel di Kota Solo.
"Karena sebagian orang lebih memilih menggunakan transportasi darat. Apalagi saat ini pemerintah memudahkan masyarakat dari sisi infrastruktur, salah satunya jalan tol," katanya.
Sementara itu, Public Relations Manager Sahid Jaya Hotel Solo Septiarona Sylviarineta mengatakan pada momentum Lebaran tingkat keterisian kamar di hotel tersebut mencapai 100 persen.
"Bahkan mulai H-5 Lebaran sudah terisi. Kontribusi tamu paling besar dari 'online travel agent'. Dari 137 kamar yang kami punya, kontribusi OTA sampai 40 persen," katanya.
Baca juga: Okupansi sejumlah hotel berbintang di Solo capai 100 persen
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019