"Sebagai seorang pengguna medsos meskipun bukan tokoh publik tentunya memiliki tanggung jawab yang sama untuk menjaga perdamaian dan persatuan," kata Enda di Jakarta, Rabu.
Koordinator Gerakan #BijakBersosmed ini menambahkan, perbedaan pendapat bahkan perdebatan di media sosial memang tak terhindarkan, termasuk terkait dengan politik. Namun, semua perdebatan dan perbedaan pendapat harus dibungkus dalam sebuah konteks yang kuat, yaitu kembali lagi kepada NKRI dan Pancasila.
"Apa pun perbedaan di antara kita tentu harus kita kembalikan lagi yang ujung-ujungnya kita sebagai warga negara ingin membangun sebuah negara di mana kita tinggal yang nantinya akan diteruskan kepada anak dan cucu kita," ujar Enda.
Baca juga: Perlu aturan untuk cegah radikalisasi di platform internet
Pria yang dijuluki "Bapak Blogger Indonesia" ini sepakat bahwa perlu dibangun masyarakat yang kuat, masyarakat yang terbuka serta dan percaya diri untuk berkompetisi dengan negara-negara lain. Media sosial bisa diarahkan untuk mewujudkan itu.
"Medsos ini sangat bisa digunakan untuk itu selama apa pun perbedaan di antara kita, pendapat yang berbeda di antara kita, kita selalu memasukkannya dalam konteks NKRI dan Pancasila," ucap Enda.
Ia berharap kepada pengguna media sosial yang memiliki banyak pengikut, pemikir, tokoh agama, tokoh publik dapat memanfaatkan media sosial seluas-luasnya untuk mengajak masyarakat dalam kebaikan serta menjadi contoh dalam memerangi hoaks.
Baca juga: Ini cara platform media sosial cegah hoaks
Para influencer harus melengkapi dirinya dengan informasi yang paling akurat. Kalau memang tidak tahu maka harus disampaikan bahwa ia tidak tahu atau berusaha mendapatkan informasi dari sumber sumber yang tepercaya, ujarnya.
"Influencer ini tanggung jawabnya tentu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pengguna medsos biasa. Dia memiliki pengaruh dan memiliki kekuatan untuk menggerakkan audiens sehingga tanggung jawabnya juga lebih besar di masyarakat dengan apa yang dia katakan dan sampaikan di medsos," kata Enda.
Pewarta: Sigit Pinardi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019