Menteri Pertanian Amran Sulaiman mengatakan lahan rawa harus menjadi tumpuan produksi pangan di masa depan dan pengembangannya harus dilakukan terpadu dengan menyentuh semua aspek seperti teknis, sosial ekonomi, dan kelembagaan yang berbasis riset dengan kearifan lokal.Sejarah membuktikan masyarakat lokal Sumsel (Sumatera Selatan) dan Kalsel (Kalimantan Selatan) telah berhasil sejak dulu dalam mengembangkan rawa sebagai lahan produksi
"Sejarah membuktikan masyarakat lokal Sumsel (Sumatera Selatan) dan Kalsel (Kalimantan Selatan) telah berhasil sejak dulu dalam mengembangkan rawa sebagai lahan produksi," kata Mentan Amran dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis
Amran meminta peneliti Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian (Balitbangtan) membumikan hasil-hasil inovasinya agar bisa diadopsi petani untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Kami integrasikan kebijakan lokal dengan kajian ilmiah," kata Amran. Tentu sebagai eksekutor adalah pemerintah daerah yang diharapkan menjadi integrator untuk menggerakkan petani dan penyuluh pertanian.
Pengembangan rawa untuk pangan itu dilakukan dengan program Serasi dengan dua model pengembangan di Sumsel dan Kalsel . "Design utama disusun lintas pemangku kepentingan seperti Balitbangtan, Ditjen teknis, dan pemda di kedua provinsi," kata Amran.
Menurut Amran, program pengembangan lahan rawa bukan mimpi karena Kementerian Pertanian (Kementan) telah membuktikan banyak hal yang tidak mungkin menjadi mungkin.
"Pada kurun 2015-2019 anggaran Kementan melandai, tetapi kita mampu buktikan ekspor meningkat sampai 10 juta ton dengan rata-rata 300 juta ton, PDB sektor pertanian 3,7 persen dan inflasi turun rata-rata satu persen pada periode tersebut. Intinya tidak ada yang mustahil," kata Amran.
Menurut peneliti di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sumsel , Budi Raharjo, para peneliti di Sumsel siap mendukung program tersebut. "Dengan dukungan pusat, maka pasukan di daerah siap begerak," katanya
Demikian pula Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa (Balittra) di Kalsel bertekad untuk mendampingi teknologi dan inovasi untuk pengembangan model di kedua provinsi tersebut.
"Sejumlah peneliti dan teknisi yang telah kami latih akan tinggal mendampingi di lapangan," kata kepala Balittra, Hendri Sosiawan.
Di lapangan Kementan membuat demonstrasi farming (demfarm) yang dilaksanakan peneliti bersama petani dan penyuluh pada suatu kawasan yang memperagakan berbagai teknologi usaha tani yang unggul dan telah teruji untuk dilihat, dicoba, dan dicontoh oleh petani sasaran.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019