Inggris memenangkan pertandingan babak 16 besar yang berlangsung Minggu pekan lalu itu dengan 3-0 tetapi laga di Valenciennes itu dinodai oleh reaksi marah para pemain Kamerun terhadap sejumlah keputusan wasit.
Pada tahap tertentu para pemain Kamerun mengancam meninggalkan lapangan.
Juru bicara FIFA mengungkapkan bahwa "penyelidikan saat ini sudah dibuka oleh Komisi Disiplin FIFA terhadap Asosiasi Sepak Bola Kamerun."
Baca juga: Inggris melaju ke delapan besar usai libas Kamerun 3-0
Sang juru bicara menambahkan bahwa penyelidikan akan dipusatkan kepada "dugaan pelanggaran yang berkaitan dengan pasal 52 (prilaku tidak pantas tim) dan pasal 57 (prilaku ofensif dan fair play) dari Ketentuan Disiplin FIFA".
Pelatih Timnas Putri Inggris Phil Neville berkata usai pertandingan itu bahwa dia merasa dipermalukan oleh prilaku pemain-pemain Kamerun itu.
Sebaliknya pelatih Kamern Alain Djeumfa menyebut timnya korban ketidakadilan.
Baca juga: Belanda ke perempat final setelah taklukkan Jepang 2-1
Kemarahan para pemain Kamerun mencapai puncaknya ketika tercipta gol Ellen White yang mengubah keadaan 2-0 pada menit terakhir babak pertama yang awalnya dianulis karena offside tapi kemudian disahkan wasit asal China Qin Liang setelah berkonsultasi dengan VAR.
Para pemain Kamerun mengepung wasit sembari menunjuk layar raksasa yang menayangkan gol itu dan sempat mengancam ke luar lapangan.
Suasana semakin kisruh tiga menit setelah babak kedua mulai ketika Kamerun telah menciptakan satu gol untuk mengubah kedudukan menjadi 1-2, tetapi gol ciptaan Ajara Nchout itu dianulir karena offside setelah wasit berkonsultasi dengan VAR.
Baca juga: Tundukkan China 2-0, Italia lolos ke perempat final
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019