Direktur Pemasaran Petrokimia Gresik, Meinu Sadariyo dalam keterangan persnya di Gresik, Kamis mengatakan capaian ini merupakan prestasi meski selama ini Petrokimia lebih dikenal di pasar NPK, dan membuktikan perusahaan yang berkantor pusat di Kabupaten Gresik itu mampu bersaing di pasar Urea.
Dikatakannya, prestasi ini juga selaras dengan kebijakan holding PT Pupuk Indonesia (Persero), dimana perusahaan didorong untuk dapat berkontribusi dalam memacu pertumbuhan ekonomi nasional.
Terlebih, kata dia, saat ini Indonesia tengah mengalami defisit neraca perdagangan, sehingga peningkatan nilai ekspor sangat diperlukan untuk menyumbang devisa negara sekaligus mendorong penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Langkah ekspor ini merupakan salah satu upaya kami dalam mendukung pemerintah meningkatkan nilai ekspor nasional untuk mengurangi defisit neraca perdagangan, sekaligus mewujudkan diri sebagai perusahaan yang dapat memberikan solusi bagi sektor agroindustri tidak hanya di dalam negeri namun juga di pasar internasional," katanya.
Ia mengatakan, Petrokimia pada bulan Juni 2019 menyumbang catatan ekspor terbesar dengan total kuantum 70,1 ribu ton dalam tiga kali ekspor.
Terbaru, kata dia, ekspor dilaksanakan pada Rabu 26 Juni 2019 sebanyak 5 ribu ton ke Filipina, sebelumnya mengekspor 20 ribu ton Urea ke Sri Lanka (23/6), dan pada tanggal 12 Juni 2019 mengekspor 45,1 ribu ton pupuk Urea menggunakan kapal MV Tomini Dynasty ke India.
"Ini menjadi rekor terbesar kami sepanjang sejarah ekspor urea dalam sekali muat, meski tingginya pasokan Urea (oversupply) serta rendahnya harga Urea di pasar internasional, namun kami mampu bersaing hingga melakukan ekspor ke beberapa negara," katanya.
Sebelumnya, pada April dan Mei 2019 Petrokimia telah mengekspor pupuk Urea ke India masing-masing sebanyak 24,5 ribu ton dan 20,4 ribu ton. Sehingga, total kuantum ekspor Urea Petrokimia ke India sebesar 90 ribu ton hingga Juni 2019.
Selain India, juga mengekspor Urea ke Filipina dan China, dan hingga Juni 2019 total kuantum ekspor ke Filipina sebesar 22,8 ribu ton yang dilakukan dalam tiga kali ekspor, yaitu 12,3 ribu ton pada bulan Maret, 5,5 ribu ton pada bulan Mei, dan terbaru 5 ribu ton pada bulan Juni.
Sedangkan ekspor Urea ke China dilaksanakan pada bulan Mei 2019 dengan total kuantum 24,5 ribu ton.
Meinu menegaskan, capaian positif ekspor ini dilakukan Petrokimia setelah tuntas memenuhi alokasi subsidi petani di Tanah Air.
Selain itu, melengkapi catatan ekspor NPK dan NPS berbagai formula yang telah dilakukan perusahaan ke berbagai negara di berbagai benua.
"Ke depan, kami sedang menjalankan transformasi bisnis untuk meningkatkan penjualan baik di pasar domestik maupun internasional. Dan beberapa negara telah kami jajaki sebagai upaya meningkatkan penjualan pupuk di pasar internasional, tentunya dengan tidak mengabaikan pemenuhan kebutuhan pupuk subsidi di tanah air," katanya.
Baca juga: Petrokimia Gresik siapkan stok pupuk subsidi 909.000 ton
Baca juga: Menperin sebut industri petrokimia siap investasi di Jatim
Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019