Pelatih tim nasional Kenya, Sebastien Migne, tak mau mencuri kredit dari capaian para pemainnya yang menorehkan sejarah dan ia mengaku hanya jadi penonton saat mereka bangkit dari dua kali ketertinggalan untuk mengalahkan Tanzania 3-2 di Grup C.Sebagai pelatih kami cuma bisa jadi penonton
Sempat tertinggal 0-1 dan 1-2, gol Johanna Omolo serta dwigol penyerang Michael Olunga jadi penentu kemenangan Kenya di Stadion 30 Juni, Kairo, Mesir, Jumat pagi WIB.
"Sungguh pertandingan yang menegangkan dan sebagai pelatih kami cuma bisa jadi penonton," kata Migne dalam komentar purnalaga dilansir Reuters.
Kemenangan itu jadi raihan tiga poin kedua Kenya di putaran final Piala Afrika, setelah terakhir kali memperolehnya pada 2004 silam.
Hasil itu juga membuat Migne meyakini bahwa segalanya saat ini bisa terjadi bagi Kenya, termasuk untuk pertama kalinya lolos dari fase penyisihan grup Piala Afrika.
"Para pemain menorehkan sejarah malam ini, sekarang semuanya mungkin dan kami tak punya beban apapun," kata Migne.
Baca juga: Bangkit dari ketertinggalan, Kenya tundukkan Tanzania 3-2
Kenya tak punya rekam jejak yang diperhitungkan di kancah sepak bola Afrika, namun tiga poin yang diraih dari laga kontra Tanzania membuat mereka kini berada di peringkat ketiga hanya karena kalah selisih gol dibandingkan tim unggulan Senegal (3) yang menempati urutan kedua.
Tim besutan Migne berpeluang untuk lolos ke babak 16 besar, baik sebagai runner-up maupun salah satu peringkat ketiga terbaik fase grup, jika memetik hasil positif saat bertemu Senegal dalam laga pamungkas, Selasa (2/7) dini hari WIB.
Grup C sejauh ini sudah dipastikan diwakili oleh Aljazair (6) yang bertengger di puncak, baik Kenya maupun Senegal masih punya peluang besar untuk mendampingi mereka ke babak 16 besar.
Baca juga: Pelatih Senegal tuntut segenap tim tampil lebih baik, bukan cuma Mane
Baca juga: Kegembiraan Madagaskar meluap usai cetak sejarah kemenangan perdana
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019