"Hama belalang Kumbara ini menjadi perhatian serius kami, selama ini," kata Bupati Suma Timur Gidion Mbiliyora saat dihubungi dari Kupang, Jumat.
Hal ini disampaikannya ketika menjawa pertanyaan seputar serangan belalang kumbara di Sumba Timur untuk kali kedua.
Ia menjelaskan bahwa pada April 2019 lalu, ribuan belalang kumbara juga sempat menyerang sejumlah area di kabupaten itu.
Namun berhasil ditanggulangi dengan dilakukan penyemprotan sehingga musnah semuanya, tetapi kata dia saat ini muncul lagi.
"Kami juga tidak tahu lagi bagaimana menanganinya. Karena setelah dibasmi justru datang lagi seperti saat ini," tambah dia.
Saat ini kata dia, memang belum ada serangan ke area pertanian warga. Namun kata dia akan secepatnya menanganinya.
"Masyarakat juga kami minta bisa bekerja sama, jika ada perkembangan soal belalang kumbara," tambah dia.
Pemerintah kata dia akan melakukan berbagai cara untuk membasmi belalang kumbara tersebut. Menurut dia berbagai cara sudah dilakukan namun tetap saja tidak berjalan dengan baik.
Dinas terkait dari pemprov NTT juga kata dia sudah turun memantau langsung serangan hama belalang tersebut.
Sebelumnya diberitakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumba Timur, NTT melaporkan bahwa terdapat dua jenis hama belalang kumbara yang kembali menyerang Kabupaten Sumba Timur.
"Ada dua jenis belalang kumbara yang saat kami pantau mulai menyerang kabupaten Sumba Timur. Dua jenis itu adalah belalang kumbara yang sudah bisa terbang, dan yang belum bisa terbang alis belum memiliki sayap," kata Kepala BPBD Sumba Timur Martina Djera.
Ia mengatakan ratusan ribu belalang kumbara itu berada di wilayah padang Tandening, Desa Kaliuda, Kabupaten Sumba Timur.
Martina mengatakan menurut laporan dari hasil pantauan petugas BPBD Sumba Timur di lapangan terdapat kurang lebih 10 hektare area di sekitaran SMA negeri 1 Pahunga Lodu dikuasai oleh ribuan belalang tersebut.
Baca juga: Pemprov NTT bantu penanganan hama belalang di Sumba Timur
Baca juga: Pemkab Sumba Timur berupaya cegah serangan hama belalang
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019