• Beranda
  • Berita
  • Geopark Belitung berpeluang jadi Global Geopark UNESCO

Geopark Belitung berpeluang jadi Global Geopark UNESCO

29 Juni 2019 22:02 WIB
Geopark Belitung berpeluang jadi Global Geopark UNESCO
Asesor UNESCO dalam kunjungan ke Geopark Belitung. (Dokumentasi Kemenko Kemaritiman)
Geopark atau taman bumi Belitung berpeluang besar menjadi Global Geopark United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization (UNESCO) setelah tim asesor datang dan menikmati kelengkapan warisan geologi, warisan budaya dan keanekaragaman hayati negeri Laskar Pelangi.

Keyakinan itu disampaikan Asisten Deputi Bidang Jejaring Inovasi Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman Latief Nurbana di Belitung, Jumat (28/6) yang mendampingi tim asesor untuk melakukan penilaian pada taman bumi yang diusulkan menjadi geopark dunia.

"Mereka (tim asesor) di sini selama empat hari, sejak 25 hingga 28 Juni. Kedua asesor yang datang disambut cukup meriah oleh masyarakat yang menandakan bahwa aktivitas pemberdayaan masyarakat di geopark ini sudah berjalan dengan baik," kata Latief dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Kedua asesor UNESCO, yakni Andreas Schuller dan Jean Simon Pages diajak untuk menikmati kelengkapan warisan geologi, warisan budaya dan keanekaragaman hayati yang terdapat di Belitung. Kedua asesor kagum dengan apa yang mereka lihat karena baru pertama kali ke Indonesia.

"Mereka memberi impresi kekompakan dan tekad Geopark Belitung untuk maju. Terlebih, penyambutan resmi otoritas pemerintah daerah yang dalam hal ini disambut langsung oleh Bupati Belitung dan Belitung Timur serta Wakil Gubernur Provinsi Bangka Belitung dilakukan sangat meriah dengan menampilkan acara budaya berupa tarian dan iringan lagu melayu," jelasnya.

Kemudian, kedua asesor menyampaikan ucapan terima kasih dan kagum dengan budaya adat belitung yang tidak ditemuinya di Eropa.

"Mereka berkeyakinan bahwa Geopark Pulau Belitung ke depannya akan menjadi UNESCO Global Geopark," tambahnya.

Meski telah menyandang titel sebagai geopark nasional pada tahun 2017, Geopark Belitung belum banyak dikunjungi wisatawan mancanegara. Oleh karena itu, menjadikannya sebagai UNESCO Global Geopark diharapkan dapat mendorong kunjungan wisman.

"Melalui kekompakan Tim Badan Pengelola Geopark Pulau Belitung selama penilaian dan bukti-bukti yang mampu ditunjukkan dengan baik kepada asesor, maka saya berkeyakinan bahwa Geopark Pulau Belitung akan segera menjadi UNESCO Global Geopark," imbuh Latief.

Asesor Andreas Schuler mengaku sangat tertarik dengan karakteristik warisan geologi yang menurutnya berkelas internasional. Ia terkesima dengan ujung jalur timah (granit) Semenanjung Malaya yang berumur Parmo-Trias (321-275 tahun) dan merupakan hasil magmatisme yang berhubungan dengan subduksi. Demikian pula denganx tersingkapnya batuan metasedimen Parmo-Karbon yang berumur 250-350 juta tahun.

"Pulau Belitung juga memiliki keunikan sejarah pertambangan timah tua di Indonesia dan TOR Granit. Terdapat juga batu tektit (satam) yang terbentuk akibat tabrakan antara meteor dengan batuan di bumi," ujarnya.

Sementara Jean Simon Pages mengungkapkan kekagumannya dengan potensi keanekaragaman hayatinya yang sangat berkelas internasional dan belum tentu ada di belahan dunia.

"Kami berhasil melihat Tarsius yang menjadi ikon Geopark Pulau Belitung. Tarsius Belitung ini berbeda dengan tarsius lainnya karena kepalanya dapat berputar 360 derajat. Selain itu pengelolaan Geosite Bukit Peramun juga sudahàra berkelas internasional dengan berbasis digital," ungkapnya.

Selama proses penilaian, badan pengelola diperbolehkan mengundang pengamat (observer) untuk melihat dan mengawasi proses penilaian yang dalam hal ini diwakili Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Kementerian Pariwisata, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Komisi Nasional Indonesia Untuk UNESCO Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan the wdan beberapa perguruan tinggi.

Selanjutnya para asesor akan membuat laporan hasil penilaian àesyang akan disampaikan ke Council UNESCO dan akan dibahas hasilnya pada Council Meeting pada tanggal 31 Agustus-2 September 2019 yang bertepatan dalam penyelenggaraan simposium Asia Pacific Geopark Networks ke enam di Rinjani UNESCO Global Geopark, Nusa Tenggara Barat.

Indonesia berharap Geopark Pulau Belitung memperoleh hasil positif dalam rapat dewan tersebut dan dapat dinobatkan secara resmi menjadi UNESCO Global Geopark pada Sidang Eksekutif UNESCO yang akan diselenggarakan pada April 2020.
Baca juga: Dishut Babel akan bangun "geological park" Bukit Penyabung
Baca juga: Bappenas sebut geopark sangat layak ada di Gorontalo
Baca juga: Kemenpar susun pedoman jalur Geowisata Geopark Nasional Banyuwangi


 

Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019