Pakar teh Ratna Somantri menjelaskan jenis teh yang bisa dinikmati sesuai dengan suasana hati dan aktivitas peminumnya.
Pada pagi hari, Ratna merekomendasikan teh hijau yang diyakini memiliki khasiat kuat untuk menurunkan kolesterol jahat dan trigliserida dalam tubuh. Selain itu, teh hijau pun mengandung antioksidan seperti flavonoid dan polifenol yang meningkatkan kekebalan tubuh.
"Jadi siap beraktivitas, pikiran juga lebih jernih," ujar Ratna ditemui usai peluncuran "Legit Kental" di Jakarta, Jumat (28/6).
Berdasarkan penelitian, teh hijau juga baik untuk diminum di sela waktu makan untuk memaksimalkan asupan nutrisi serta penyerapan zat besi.
Setelah sibuk bekerja, stamina tubuh biasanya menurun pada petang hari. Saat itu terjadi, Ratna menyarankan untuk menyesap teh lebih kental seperti teh hitam.
Untuk minuman selepas makan, coba nikmati teh melati atau teh oolong agar mulut terasa segar.
Sementara jika kondisi tubuh mulai menurun di tengah orang-orang yang terkena flu, coba campurkan jahe dan kayu manis pada teh Anda.
"Campuran itu bisa menghangatkan badan," kata Ratna.
Teh dulunya dikenal sebagai ramuan obat pada dinasti Zhou, yaitu 1115 Sebelum Masehi. Minuman teh dikembangkan di China, lalu dipelajari oleh pendeta Jepang yang membawa tradisi itu ke Negeri Sakura.
Dari China, teh menyebar ke banyak tempat termasuk ke Indonesia yang kini memiliki 50 ragam teh.
Baca juga: 8 khasiat minum teh putih
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2019