"Ke depan tidak hanya E-Wallet, jadi kalau kita yang tidak ada rekening Bank BUMN tetap bisa memasukkan uang. Tapi kalau yang ada di rekening Bank BUMN dengan debit cardnya mereka sudah bisa langsung transaksi, kata Rini di Jakarta, Minggu malam, saat peluncuran Link Aja.
Kehadiran Link Aja sebagai sistem pembayaran elektronik ditujukan untuk mempermudah transaksi masyarakat. Selain di Tanah Air, layanan itu juga sudah bisa terhubung di Singapura.
Sehingga, lanjut dia, para merchant di Singapura sudah bisa belanja menggunakan aplikasi Link Aja. Ke depan, pemerintah juga akan mengupayakan kerja sama dengan Hongkong, Malaysia dan Taiwan.
Sementara itu, CEO Link Aja, Danu Wicaksana mengatakan uang elektronik memiliki sasaran untuk memberikan akses layanan keuangan yang dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.
Hal itu juga untuk mendorong gerakan nasional non tunai. Rendahnya inklusi keuangan Indonesia salah satunya disebabkan masyarakat masih memilih transaksi secara tunai.
Oleh sebab itu, kehadiran Link Aja diharapkan dapat menekan angka transaksi secara tunai. Hingga 2018, tercatat sekitar 76 persen masyarakat di Indonesia masih melakukan transaksi tunai.
Ia menjelaskan terdapat dua tantangan dalam meningkatkan inklusi keuangan. Pertama, kebiasaan masyarakat yang masih menggunakan uang tunai dan kedua akses terhadap layanan keuangan yang masih terbatas.
"Dua hal itu merupakan tantangan atau pekerjaan rumah kita untuk memberikan edukasi secara konsisten kepada masyarakat melalui Link Aja," ujar dia.
Ia menambahkan peranan Telkomsel sebagai operator seluler dan Pertamina selaku pemegang saham sangat besar. Karena tujuan Link Aja adalah menjadi agen pembangunan nasional.
Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2019