• Beranda
  • Berita
  • Harga minyak turun di Asia, tertekan kehawatiran permintaan

Harga minyak turun di Asia, tertekan kehawatiran permintaan

2 Juli 2019 08:57 WIB
Harga minyak turun di Asia, tertekan kehawatiran permintaan
Dua pekerja memeriksa proses pengolahan crude palm oil (CPO) menjadi green gasoline dan green LPG secara co-processing di kilang PT Pertamina (Persero) Refinery Unit (RU) III Sungai Gerong, Banyuasin, Sumatera Selatan (ANTARA/Nova Wahyudi)

Setelah selama dua setengah tahun pemangkasan produksi, dampak dari pemangkasan produksi kehilangan kekuatannya

Harga minyak turun di perdagangan Asia pada Selasa pagi, karena kekhawatiran bahwa pelemahan ekonomi global akan memperlemah permintaan komoditas melebihi keputusan OPEC untuk memperpanjang pengurangan pasokan hingga Maret mendatang.

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman September turun 33 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 64,73 dolar AS per barel pada pukul 00.34 GMT (07.34). Brent naik lebih dari dua dolar AS per barel pada Senin (1/7/2019) sebelum memotong keuntungannya di akhir perdagangan.

Sementara itu, minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Agustus turun 48 sen atau 0,8 persen menjadi diperdagangkan di 58,61 dolar AS per barel, setelah menyentuh level tertinggi dalam lebih dari lima minggu pada Senin (1/7/2019).

"Setelah selama dua setengah tahun pemangkasan produksi, dampak dari pemangkasan produksi kehilangan kekuatannya," kata Edward Moya, analis pasar senior di OANDA di New York, menambahkan bahwa pasar tetap gelisah tentang bagaimana permintaan akan berjalan selama beberapa bulan ke depan.

"Perang perdagangan tidak mungkin diselesaikan dalam waktu dekat dan sementara bank sentral global diperkirakan memberikan stimulus baru dalam beberapa bulan mendatang, aktivitas ekonomi terus cenderung lebih rendah."

Konflik perdagangan AS-China telah menekan pasar global, memicu kekhawatiran tentang permintaan komoditas seperti minyak mentah.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) sepakat pada Senin (1/7/2019) untuk memperpanjang pengurangan pasokan minyak hingga Maret 2020 ketika anggota kelompok mengatasi perbedaan mereka untuk mencoba menopang harga minyak mentah.

OPEC dijadwalkan untuk bertemu dengan Rusia dan produsen lainnya, aliansi yang dikenal sebagai OPEC+, pada Selasa waktu setempat, untuk membahas pengurangan pasokan di tengah melonjaknya produksi AS.

Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Sabtu (29/6/2019) bahwa dia telah setuju dengan Arab Saudi untuk memperpanjang pengurangan produksi global sebesar 1,2 juta barel per hari, atau 1,2 persen dari permintaan dunia, hingga Desember 2019 atau Maret 2020.

Rusia mengurangi produksi minyak pada Juni lebih besar dari jumlah yang disepakati dalam kesepakatan global untuk memangkas produksi, menteri energi dan sumber-sumber industri mengatakan padai Senin (1/7/2019), karena sektor ini masih merasakan dampak dari krisis minyak mentah yang terkontaminasi yang melumpuhkan ekspor.

Harga minyak juga berada di bawah tekanan baru dalam beberapa bulan terakhir dari meningkatnya pasokan AS.

Produsen AS mencapai rekor bulanan 12,16 juta barel per hari (bph) pada April, data terbaru yang tersedia menunjukkan, meskipun produksi minyak serpih baru AS diperkirakan akan turun tahun ini dari tahun lalu, menurut sebuah survei dari periset pasar terkemuka. Demikian laporan yang dikutip dari Xinhua.

Baca juga: Harga minyak stabil, kekhawatiran kelebihan pasokan pangkas kenaikan

Baca juga: OPEC lanjutkan pangkas pasokan, topang harga karena ekonomi melemah

Baca juga: Wall Street menguat, saham-saham teknologi pimpin keuntungan


 

Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019