Hal itu disampaikan Sabil menyusul pertemuan jajaran pengurus Golkar dengan Presiden di Istana Bogor, Senin (1/7) kemarin.
"Gestur pak Jokowi nyaman dengan pak Airlangga Hartarto, sehingga dukungan untuk memimpin kembali Golkar sampai 2024, sangat kuat dari Presiden," nilai Sabil dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Airlangga dinilai mampu pertahankan elektabilitas Golkar di Pileg
Baca juga: Rizal Mallarangeng ingatkan Bamsoet mampu menahan diri
Baca juga: Pemerintah lakukan terobosan kebijakan pacu investasi dan ekspor
Sabil mengatakan pertemuan pengurus Golkar dengan Presiden sarat akan bahasa simbolik yang tidak sulit untuk dibaca.
Selain menunjukkan kenyamanan Presiden atas kepemimpinan Airlangga di Golkar, pertemuan itu menurutnya, juga menunjukkan bahwa Golkar diakui memiliki andil langsung dan moral obligasi serta kontribusi politik nyata atas kemenangan Jokowi.
Selain itu, kata dia, pertemuan itu juga menunjukkan Presiden Jokowi hendak menegaskan bahwa dirinya memiliki irisan sangat kuat dengan Golkar dibanding partai lain.
"Pak Jokowi hendak menegaskan bahwa posisinya ada irisan dengan Golkar sangat kuat dibanding partai lain tapi tentu saja pengecualian PDIP," ujar Sabil.
Adapun terkait penyelenggaraan Musyawarah Nasional Golkar, Sabil menekankan bahwa Munas Golkar tetap akan diselenggarakan Desember 2019.
Dia mengatakan apa yang disampaikan Airlangga setelah pertemuan menunjukkan kematangan dan kedewasaan Ketua Umum Golkar itu dalam menjawab perbincangan soal Munas yang berkembang selama dua pekan terakhir.
"Ketua Umum Golkar saya kira selain lebih memilih untuk menunggu momentum yang tepat juga hendak menunjukkan kematangan dan kesabaran menjawab persoalan serta isu," ujar Sabil.
Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019