• Beranda
  • Berita
  • NTT kritisi penjiplakan tenun Sumba oleh desainer Jepara

NTT kritisi penjiplakan tenun Sumba oleh desainer Jepara

2 Juli 2019 10:54 WIB
NTT kritisi penjiplakan tenun Sumba oleh desainer Jepara
Penenun Sumba sedang menenun menggunakan alat tradisional di Sumba Barat. (Antara Foto/ Kornelis Kaha)

Penjiplakan motif tenun ikat NTT dapat berdampak pada kepercayaan wisatawan

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Nusa Tenggara Timur (NTT) menilai penjiplakan motif tenun Sumba oleh desainer muda dari Jepara dapat berdampak pada kepercayaan wisatawan akan motif tenun asli dari provinsi tersebut.

"Penjiplakan motif tenun ikat NTT dapat berdampak pada kepercayaan wisatawan. Bisa dibilang dampaknya cukup besar," kata Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif NTT Wayan Darmawan kepada Antara di Kupang, Selasa (2/7).

Hal ini disampaikannya ketika ditanyai seputar kasus plagiat motif tenun ikat oleh desainer muda dari Jepara dalam acara fashion show di Paris beberapa waktu lalu.

Menurut dia wisatawan yang peduli dengan kain tenun pasti akan bertanya-tanya mengapa ada motif yang sama di dua daerah yang berbeda.

"Hal ini akan berpengaruh pada pariwisata kita sebagai daerah yang memang menjadi awal mula munculnya motif itu," ujar dia.

Menurut dia motif tenun Sumba sendiri memang sudah dikenal sampai ke dunia internasional. Oleh karena itu kata dia, kasus itu akan berdampak sekali pada NTT.

Ia pun menambahkan wisatawan sendiri terkadang melihat budaya NTT sebagai hal yang bernilai pariwisata. Tak hanya di NTT tetapi memang hampir di seluruh Indonesia.

Namun ia berharap wisatawan tak terpengaruh dengan penjiplakan tersebut, sebab lanjut dia, jika ingin melihat motif asli NTT bisa langsung berkunjung ke NTT.

Sebelumnya wakil gubernur NTT Josef Nae Soi juga mengatakan dirinya menyayangkan kasus plagiat motif tenun Sumba itu.

Oleh karena itu pihaknya akan segera mematenkan seluruh kain tenun yang ada di NTT, namun sebelumnya kata dia membutuhkan proses yang lama.

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019