Messi tidak bisa menyulap serangan maut pada Copa America seperti biasa dia ciptakan untuk Barcelona, dengan hanya mencetak satu gol dari empat pertandingan dan kesulitan menciptakan peluang gol untuk rekan-rekan sesama penyerang Argentina.
Tetapi Scaloni yakin pemain terbaik dunia lima kali itu bisa berbakti sama besarnya untuk negerinya dengan menjadi dirijen tim.
"Kami telah menyaksikan dia mencetak tiga gol pada setiap pertandingan dan membawa bola melewati lima pemain, tetapi kami meminta dia untuk melakukan hal yang berbeda dan kami lebih dari sekadar senang untuk tugas yang dia lakukan," kata Scaloni dalam jumpa pers seperti dikutip AFP.
"Dia menerima beban kerja, dia pembawa bendera kami."
Messi mengancam keluar dari timnas Argentina setelah kalah pada final Copa America 2016 melawan Chile melalui adu penalti dan istirahat setelah Piala Dunia 2018 sebelum kembali ke timnya Maret lalu.
Baca juga: Fans penentu Brasil pupus memori hitam kalah 1-7
Scaloni menyebut kehadirannya telah membangkitkan semangat skuad Argentina.
"Para pemain begitu mencintai Messi sampai kadang mereka mengaku ingin menjuarai turnamen ini demi dia," kata Scaloni. "Pemain terbaik dalam sejarah sepak bola ini belum punya piala bersama Argentina, tetapi kami semua ingin juara, bukan cuma dia."
Scaloni telah mengubah formasi timnya sepanjang Copa America tetapi sepertinya sudah terpaku kepada formula efektif saat menang 2-0 dalam perempat final melawan Venezuela di mana Lautaro Martinez dan Sergio Aguero dipasang mendampingi Messi dalam serangan.
Pelatih yang tidak pernah melatih sebuah tim pun sebelum menangani Argentina Agustus silam itu telah memastikan bahwa Aguero akan kembali dimainkan sejak awal tetapi mengaku belum memutuskan tim pastinya untuk laga semifinal di mana mereka menghadapi tugas yang berat itu.
Argentina takluk kepada Brasil pada final Copa Amerika 2007 dan 2004, serta tidak pernah bisa mengalahkan musuh bebuyutannya itu dalam pertandingan kompetitif sejak menang 3-1 dalam sebuah pertandingan kualifikasi Piala Dunia pada 2005.
"Brasil saat ini terlihat sangat kuat, mereka sudah lama bermain bersama," sambung Scaloni. "Kami kira kami bisa lolos, tetapi mereka tampil di kandang, memainkan Copa America-nya dan statistik lebih berpihak kepada mereka."
Baca juga: Chile bertekad menciptakan sejarah
Pewarta: Jafar M Sidik
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019