Posisi kedua diduduki oleh Pagar Nusa, disusul Tapak Suci pada posisi ketiga, demikian Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) di Taipei dalam pernyataan tertulisnya yang diterima Antara di Beijing, Selasa.
Kejuaraan tersebut diikuti oleh sekitar seratus atlet pencak silat yang sebagian besar dari kalangan pekerja migran Indonesia (PMI) di Taiwan.
Delegasi silat dari Jepang, Korea Selatan, dan China juga hadir dalam ajang kejuaraan yang digelar KDEI bersama Global Workers' Organisation (GWO) di Taipei Gymnasium itu.
Baca juga: https://mandalika.antaranews.com/berita/907839/taipei-fasilitasi-perkembangan-pencak-silat
Ada dua kategori yang dipertandingkan dalam kejurnas, yakni seni dan tanding. Untuk kategori seni putra dan putri, masing-masing berlaga di nomor tunggal baku, regu baku, dan seni ganda.
Sementara, pada kategori tanding putra dan putri, masing-masing berlaga di Kelas A (45-50 kg), Kelas B (50-55 kg), Kelas C (55-60 kg), Kelas D (60-65 kg), Kelas E (65-70 kg), Kelas F (70-75kg), dan Kelas G (75-80 kg).
"Saya ucapkan selamat, kiranya prestasi ini tidak membuat cepat puas diri. Tetapi dapat memacu prestasi yang lebih tinggi lagi," Kepala KDEI Taipei Didi Sumedi saat menyerahkan piala bergilir.
Ia berharap kejuaraan tersebut dapat menjadi ajang promosi pencak silat dipertandingkan di ajang Olimpiade.
"Ini kegiatan positif bagi pekerja migran, terutama untuk pembinaan," kata analis Tenaga Kerja KDEI Taipei Farid Ma'ruf menambahkan.
Kejurnas tersebut dibuka bersama oleh Kepala KDEI dan Wali Kota Taipei Ko Wen Je pada 9 Juni 2019.
Baca juga: Taipei fasilitasi perkembangan pencak silat
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019