"Silaturahim antara Jokowi dan Prabowo sebaiknya segera dilaksanakan karena silaturahim tersebut akan memberikan dampak baik untuk mencairkan polarisasi yang terjadi selama ini ya disebabkan panjangnya masa kampanye pilpres," kata Ketua Kolektif Nasional Tim Akar Rumput, M Ridha Saleh, di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Gerindra belum tahu konten rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo
Menurut dia, silaturahmi antara Jokowi dan Prabowo akan membawa pesan bagi bangsa bahwa pentingnya persatuan nasional untuk memperkuat kembali keretakan sosial politik yang terjadi selama ini.
"Silaturahim Jokowi dan Prabowo diharapkan menjadi energi persatuan dalam menghadapi sejumlah masalah bangsa yang masih tersisa," tutur Ridha.
Mantan Komisioner Komnas HAM ini mengatakan, dirinya tidak menggunakan istilah "rekonsiliasi" karena ketegangan dalam politik itu biasa dan itu merupakan dinamika sosial politik.
Baca juga: Jokowi akan langsung kerja dan bahas koalisi
"Istilah rekonsiliasi itu digunakan terhadap suatu peristiwa kemanusiaan dimana peristiwa tersebut ada pelaku dan ada korban. Sedangkan ketegangan sosial politik saat pilpres sifatnya lebih karena ada semangat kompetisi menang kalah, bukan pelaku dan korban," ucapnya.
Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), Letnan Jenderal TNI (Purnawirawan) Agus Widjojo, mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk bersatu membangun bangsa usai pelaksanaan Pilpres 2019 yang telah menetapkan Joko Widodo dan KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024.
"Pilpres itu sudah berlalu dan sudah diputuskan secara konstitusional dan semua sudah menerima. Jadi, sekarang saatnya bagaimana bangsa ini perlu untuk bersatu kembali dan bersama-sama untuk melanjutkan pembangunan bangsa," kata Widjojo, saat jumpa pers di Gedung Lemhannas, Jakarta, Senin.
Baca juga: Ansor dukung upaya rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo
Menurut dia, saat ini yang diperlukan adalah upaya-upaya merajut keutuhan dan persatuan bangsa.
Ia berharap upaya untuk bersatu kembali dan bersama-sama melanjutkan pembangunan bangsa dapat segera dilakukan, dengan cara menghilangkan polarisasi untuk dukungan para pasangan calon, baik Jokowi-KH Ma'ruf Amin maupun Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, yang sempat berkompetisi.
"Itu ada di dalam kaidah-kaidah politik bagaimana untuk menyatukan sebuah bangsa dalam sebuah program pemerintah untuk melaksanakan pembangunan. Sebetulnya tidak perlu ada polarisasi untuk dukungan antar calon," kata Widjojo.
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019