Pengamat ekonomi Hisar Sirait menyarankan agar pemerintahan Joko Widodo dan Ma'ruf Amin mampu menjadikan daerah pinggiran serta pedesaan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi baru.Apa yang harus dilakukan adalah pembangunan ekonomi dari pinggiran. Jadi sekarang daerah-daerah di pinggiran dan pedesaan harus menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kita
"Apa yang harus dilakukan adalah pembangunan ekonomi dari pinggiran. Jadi sekarang daerah-daerah di pinggiran dan pedesaan harus menjadi sumber pertumbuhan ekonomi kita," ujar Rektor Institut Bisnis dan Informatika Kwik Kian Gie tersebut kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Hisar menjelaskan bahwa selama ini sektor daya tahan perekonomian domestik Indonesia banyak ditopang oleh pertumbuhan konsumsi.
"Ke depannya hal ini perlahan-lahan namun pasti harus mulai mengecil, tapi daya tahan ekonomi kita dari sisi investasi domestik harus lebih dinaikkan," katanya.
Ekonom itu juga menambahkan bahwa penguatan dalam struktur produksi di daerah pinggiran akan memastikan ketersediaan semua hal yang dibutuhkan, baik itu bahan baku industri maupun bahan pangan.
"Kalau semua ketersediaan bahan-bahan tersebut sudah bisa dipastikan dengan ditopang oleh adanya investasi, maka otomatis inflasi akan bisa kita pastikan," ujar Hisar Sirait.
Sebelumnya ekonom itu juga meyakini bahwa fokus Presiden terpilih Joko Widodo untuk lima tahun mendatang akan terletak pada pembangunan infrastruktur, sumber daya manusia dan ketersediaan teknologi.
Hisar menilai pembangunan infrastruktur akan tetap dilanjutkan dalam periode kedua presiden terpilih Joko Widodo, karena dasar pemikirannya yakni bahwa pembangunan ekonomi itu harus dimulai dari ketersediaan sarana dan prasarana.
Selain melanjutkan pembangunan infrastruktur, aspek lainnya yang akan menjadi fokus perhatian presiden terpilih Joko Widodo yakni pembangunan SDM.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI menetapkan Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin sebagai presiden dan wakil presiden terpilih periode 2019-2024 dalam rapat pleno terbuka di Kantor KPU RI Jakarta, Minggu (30/6).
Ketua KPU juga membacakan perolehan suara masing-masing pasangan, yakni Jokowi-Ma'ruf memperoleh 85.607.362 suara atau 55,50 persen, sementara pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh 68.650.239 suara atau 44,50 persen. Hal tersebut mulai berlaku setelah ditetapkan dalam rapat pleno tersebut.
Baca juga: Pakar yakin Jokowi fokus di infrastruktur dan SDM pada periode kedua
Baca juga: Pengamat dorong industri orientasi ekspor di periode kedua Jokowi
Baca juga: Ekspor dan investasi kunci genjot pertumbuhan ekonomi
Pewarta: Aji Cakti
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019