“Konsep revitalisasi pasar disesuaikan dengan fungsi kota sebagai kota tujuan wisata dengan keselarasan lingkungan dan mempertahankan kearifan lokal mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan dengan melibatkan Pemerintah Daerah,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa
Pasar Johar sudah sejak lama menjadi pasar sentral dan menjadi denyut nadi perekonomian Jawa Tengah. Sebelum dilakukan rehabilitasi, kondisi Pasar Johar yang dibangun tahun 1930-an mengalami kerusakan akibat kebakaran pada tahun 2015, sementara rehabilitasi dilakukan sejak Agustus 2018
Revitalisasi yang dilakukan Kementerian PUPR tetap mengedepankan prinsip-prinsip pelestarian bangunan gedung cagar budaya. Diharapkan dengan selesainya revitalisasi para pedagang dapat kembali berjualan dengan kondisi yang lebih nyaman.
Pasar Johar nantinya juga dapat menjadi objek wisata Kota Semarang, terlebih lokasinya berdekatan dengan Kawasan Kota Tua Semarang yang saat ini juga tengah ditata oleh Kementerian PUPR.
Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan Kementerian PUPR berada di bagian tengah dan utara pasar dengan nilai kontrak konstruksi sebesar Rp146,09 miliar dengan kontraktor PT Nindya Karya.
Pekerjaan yang dilakukan diantaranya adalah rehabilitasi bangunan, pekerjaan rangka atap lengkung, mekanikal elektrikal, pemasangan paving, pemasangan tegel los penjual daging, pengecatan rangka meja lapak, dan pembuatan bak kontrol drainase.
Sementara revitalisasi bangunan depan pasar dilakukan oleh Pemerintah Kota Semarang. Selain Pasar Johar, Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya pada tahun 2018 juga telah memulai rehabilitasi dan revitalisasi bangunan pasar yang rusak yakni Pasar Atas, Bukittinggi, Pasar Aksara Medan dan Pasar Prawirotaman Yogyakarta.
Baca juga: Kementerian PUPR: penataan Kota Lama Semarang rampung April 2019
Baca juga: Pedagang Johar berdoa bersama sebelum tempati lapak darurat
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019