Satuan tugas pencegahan dan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (Satgas Karhutla) Provinsi Riau melanjutkan operasi pemadaman kebakaran lahan yang terjadi di Kabupaten Rokan Hilir.
Wakil Komandan Satgas Karhutla Riau, Edwar Sanger di Pekanbaru, Rabu, mengatakan dua unit helikopter jenis Sikorsky dan Mi-8 diterbangkan ke lokasi kebakaran yang luas lahan terbakar mencapai lebih dari 40 hektare tersebut.
"Kita masih fokus ke Teluk Bano. Hari ini dua helikopter kembali diterbangkan ke sana," katanya.
Berdasarkan catatan, hari ini merupakan hari keempat fokus operasi pemadaman Karhutla di wilayah Teluk Bano Rokan Hilir. Berdasarkan pantauan udara, tampak asap putih masih mengepul ke udara. Namun, Edwar memastikan kondisi Karhutla di wilayah itu semakin berkurang.
Selain mengandalkan pemadaman dari udara, upaya penanggulangan juga dilakukan oleh tim gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni dan masyarakat setempat. "Semoga semuanya bisa diatasi dengan baik," ujar Edwar.
Hingga awal Juli 2019 ini, tercatat lebih dari 3.211 hektare lahan di Riau hangus terbakar. Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah yang terluas mengalami Karhutla dengan luas mencapai 1.426,83 hektare.
Di Bengkalis, kebakaran lahan yang paling luas berada di Pulau Rupat. Di Pulau yang berada persis di bibir Selat Malaka yang berbatasan langsung dengan negara tetangga itu mengalami kebakaran sejak awal tahun. Kondisinya terus memburuk hingga bulan berikutnya, sehingga Panglima TNI harus mengirimkan seribuan anggota Komando Strategis Angkatan Darat untuk membantu pemadaman.
Saat ini, Pulau Rupat cenderung stabil setelah kebakaran berhasil diatasi dengan baik. Meski begitu, personel gabungan TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni hingga masyarakat masih tetap waspada mengantisipasi munculnya titik-titik api di wilayah itu.
Selain Bengkalis, kebakaran turut melanda wilayah Rokan Hilir dengan luas kebakaran mencapai 548.25 hektare. Selanjutnya Siak 347.85 hektare, Dumai 266.75 hektare dan Meranti 232,7 hektare. Kemudian di Kabupaten Indragiri Hilir 118.6 hektare, Pelalawan 90 hektare dan Indragiri Hulu (Inhu) 71,5 hektare.
"Di Pekanbaru 46,51 hektare, Kampar 64,1 hektare, Kuansing 5 hektare, dan Rokan Hulu 2 hektare," kqata Edwar.
Satgas Karhutla, kata dia, terus siaga dan berupaya menekan angka Karhutla. Satgas juga diperkuat oleh BNPB dan KLHK yang mengerahkan helikopter pengebom air serta pesawat modifikasi cuaca. Upaya pencegahan dan penanggulangan turut melibatkan seluruh pihak, mulai pemerintah hingga dunia swasta.
"Kita berusaha maksimal dalam menanggulangi Karhutla sedini mungkin dengan kolaborasi dan kerjasama yang terus dijaga seluruh personel yang memperkuat Satgas," katanya.
Pemerintah Provinsi Riau telah mengaktifkan Satgas Karhutla setelah menetapkan status siaga darurat sejak 19 Februari hingga 31 Oktober 2019 mendatang.
Baca juga: Satgas udara lanjutkan operasi pemadaman Karhutla di Rokan Hilir
Baca juga: Rokan Hilir tetapkan status siaga darurat karhutla
Baca juga: Ribuan warga Rokan Hilir terpapar asap kebakaran lahan
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019