"Kita perintahkan agar ini segera dibangun terminal yang baru, akan dimulai September ini dan akan diseleikan Agustus 2020 rampung," kata Presiden Joko Widodo di bandara Sam Ratulangi Manado, Sulawesi Utara, Kamis.
Presiden Joko Widodo dan Ibu Irana Joko Widodo beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke provinsi Sulawesi Utara untuk meninjau infrastruktur yang menjadi pendukung pariwisata di provinsi tersebut.
Presiden tiba di pangkalan TNI AU Sam Ratulangi pada sekitar pukul 11.55 WITA dan langsung mendatangi area terminal bandara Sam Ratulangi untuk mendengarkan penjelasan dari Direktur Operasional PT Angkasa Pura I (Persero) Wendo Asrul Rose.
"Jadi ini dimulai dari permintaan dari 'travel agent' dan travel biro yang banyak sekali turis ingin datang ke Manado, khususnya dari Tiongkok dan juga dari negara-negara lain, banyak," tambah Presiden.
Menurut Presiden, terminal bandara Sam Ratulangi sudah tidak lagi mencukupi permintaan wisatawan asing.
"Apabila yang ingin datang kita terima semuanya, sudah tidak cukup lagi, juga runway-nya masih kurang panjang sdikit, apabila (pesawat) yang berbadan lebar ingin turun di Manado," ungkap Presiden.
Saat ini landas pacu bandara Sam Ratulangi adalah sepanjang 2.650 m x 45 m dengan luas teriminal 26 ribu meter persegi dan kapasitas 2,5 juta penumpang per tahun. Bandara tersebut melayani 7 rute penerbangan internasional yaitu Singapura, Guangzhou, Changsa, Tianjin, Shanghai, Nanning dan Xi'an.
"Paralel dengan itu, kita juga akan masuk ke produknya, pembangunan-pembangunan yang berada pada kawasan-kawasan wisata yang ada di sini. Ini juga paralel harus segera selesai. Saya ke sini untuk mengecek satu-satu, biar terintegrasi kementerian ikut, Angkasa Pura ikut, gubernur ikut, mungkin bupati, wali kota juga ikut bersama-sama," jelas Presiden.
Tujuannya adalah agar pembangunan bandara dan fasilitas pendukungnya dapat terintegrasi seluruhnya.
"Ini kalau tidak diintegrasikan, tidak akan selesai-selesai, padahal turisnya sudah ingin berbondong-bondong ke sini," ungkap Presiden.
Data kantor imigrasi kelas I Manado menunjukkan turis mancanegara pada periode Januari-Mei 2019 mencapai 55.144 orang atau meningkat 9,67 persen dari periode yang sama pada Januari-Mei 2018 yaitu 50.284 orang dengan asal negara paling banyak adalah China (86 persen), Singapura (2 persen), Jerman (2 Persen), Amerika (1,3 persen) dan negara lainnya.
"Nanti luasnya total 56. 000 meter persegi bisa mengangkut kurang lebih 6 juta penumpang. Gede banget," ungkap Presiden.
Kementerian Pariwisata menyebutkan bahwa Provinsi Sulut dinobatkan sebagai The Rising Star dalam sektor pariwisata Indonesia karena mampu mendorong pertumbuhan kinerja pariwisata hingga 600 persen dalam empat tahun terakhir.
Untuk jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Sulut sendiri, utamanya ke Manado dan Bitung pada 2015 sebanyak 20 ribu, lalu tahun 2016 meningkat menjadi 40 ribu atau dua kali lipat. Selanjutnya pada 2017 sebanyak 80 ribu, dan tahun 2018 meningkat menjadi 120 ribu.
Dalam 4 tahun kunjungan wisman ke Sulut meningkat 6 kali lipat. Begitu juga pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dari sekitar 2 juta menjadi 4 juta atau dua kali lipat, 200 persen, padahal di daerah lain hanya sekitar 5 sampai 10 persen.
Turut mendampingi Presiden dan Ibu Iriana dalam kunjungan kerja yaitu Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Sofyan Djalil, Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly, Gubernur Sulawesi Utara Olly Dondokambey, Sekretaris Militer Presiden Marsdya TNI Trisno Hendradi, Staf Khusus Presiden Johan Budi, dan Komandan Paspampres Mayjen TNI Maruli Simanjuntak.
Baca juga: Presiden di Manado dijadwalkan resmikan tiga kawasan ekonomi khusus
Baca juga: Jokowi ngopi bareng di Manado
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019