Otoritas Investasi Abu Dhabi (Abu Dhabi Investment Authority/ADIA) menjajaki peluang berinvestasi beberapa segmen proyek pengembangan usaha dari sejumlah BUMN Indonesia dalam kunjungannya ke Kementerian BUMN, Rabu (3/7).Mandalika memiliki potensi bisnis yang besar dengan pengembangan kawasan yang ramah lingkungan dan energi yang terbarukan. Pantai-pantai yang kawasan tersebut turut menjadi daya tarik Mandalika sebagai tujuan wisata ke depan. Mandalika akan menjadi d
Dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, turut hadir bersama delegasi ADIA Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Republik Indonesia Mohammed Abdulla Al Ghfel, Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab Husin Bagis serta Executive Director Private Equities Department Hamad Al Dhaheri.
Mereka diterima oleh Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha (RPU) Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro dan Staf Khusus IV Menteri BUMN Alex Sinaga beserta perwakilan direksi dari delapan BUMN.
Kehadiran rombongan Uni Emirat Arab merupakan bagian dari rangkaian rencana kunjungan kenegaraan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohamed Bin Zayed Al Nahyan yang juga Deputy Supreme Commander of the UAE Armed Forced ke Indonesia pada minggu ketiga Juli mendatang.
Baca juga: UEA jajaki investasi sejumlah bidang, termasuk pembangkit
Sebanyak delapan BUMN yang hadir memaparkan peluang investasi yakni PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Pelabuhan Indonesia IV (Persero), PT Angkasa Pura I (Persero), PT Indonesia Tourism Development Corporation (Persero), PT Waskita Karya (Persero) Tbk, dan PT Perkebunan Nusantara III (Persero).
Kedelapan BUMN tersebut memaparkan proyek-proyek andalan yang tengah dan telah mereka kerjakan, seperti pengembangan proyek Mandalika Lombok yang merupakan sinergi antara PT PLN dan PT Angkasa Pura I.
"Mandalika memiliki potensi bisnis yang besar dengan pengembangan kawasan yang ramah lingkungan dan energi yang terbarukan. Pantai-pantai yang mkawasan tersebut turut menjadi daya tarik Mandalika sebagai tujuan wisata ke depan. Mandalika akan menjadi destinasi pariwisata yang besar seperti halnya Bali," kata Aloysius.
Pertamina juga memaparkan potensi kerja sama dalam Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan serta pengembangan infrastruktur dan suplai LPG jangka panjang.
Baca juga: Menhub ajak 150 investor Saudi tanam modal di Mandalika
Sedangkan Waskita Karya menjelaskan potensi ekonomi pada proyek infrastruktur yang telah mereka kerjakan, diantaranya Tol Trans Jawa dan Tol Becakayu (Bekasi, Cawang, Kampung Melayu).
Direktur Pengembangan Bisnis & Quality, Safety, Health & Environment Waskita Karya Fery Hendriyanto menyampaikan Jalan Tol Becakayu memiliki peran yang sangat penting dalam memperlancar arus lalu lintas, distribusi barang dan jasa yang menghubungkan Provinsi DKI Jakarta dengan Kota Bekasi dan sekitarnya.
Sementara itu, Executive Director Private Equities Department ADIA Hamad Al Dhaheri menyatakan bahwa pihaknya sangat berpengalaman dalam berinvestasi pada lini bisnis jalan tol, WestConnex, proyek infrastruktur jalan terbesar yang saat ini sedang berlangsung di Australia adalah salah satunya.
Hamad mengatakan pola pengembangan proyek infrastruktur dari "green" menjadi "brown field" untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum merupakan best-practice di sejumlah negara.
Baca juga: Investor Timur Tengah berkumpul di Jabar
"Secara global, kami sudah berinvestasi di proyek-proyek jalan tol sebelumnya, seperti di Kanada dan Australia. Pola pengembangan proyek infrastruktur dari 'green' menjadi 'brown field' untuk kemudian dilepaskan sahamnya kepada umum menjadi 'best-practice' di sejumlah negara, dan Indonesia salah satunya, secara mekanisme pasar pendekatan yang BUMN terapkan sudah sangat baik," katanya.
Asisten Deputi Bidang Pengembangan Usaha dan Privatisasi BUMN Kindy Rinaldy Syahrir secara terpisah menambahkan bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, BUMN-BUMN yang bergerak dalam bidang infrastruktur dan layanan umum memerlukan modal segar baik dari kesempatan penerbitan ekuitas maupun sekuritisasi proyek-proyek yang memang sudah berada dalam tahap "brown field".
Kementerian BUMN optimis pertemuan tersebut berpotensi menghasilkan nilai pengembangan usaha dan investasi yang menjanjikan bagi kedua belah pihak mengingat posisi tawar Indonesia yang cukup baik di antara negara pasar berkembang.
Dari pertemuan kemarin, ADIA akan melanjutkan penjajakan sejumlah gagasan dengan manajemen Waskita Karya.
Executive Director Private Equities Department ADIA, Hamad Al Dhaheri mengatakan, presentasi yang telah dipaparkan sangat jelas dan membantu untuk selanjutnya diolah secara internal sebelum kedatangan Putra Mahkota ke Indonesia dan berterima kasih kepada Kementerian BUMN atas terselenggaranya pertemuan. ADIA sebagai "sovereign welfare funds" juga diketahui senantiasa mencari proyek-proyek investasi jangka panjang yang tentunya memerlukan pertimbangan mendalam.
Baca juga: Uni Emirat Arab jadi investor terbesar di Mesir
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2019