"Seperti Desa Ponggok (Klaten,Jawa Tengah), Desa Kutuh (Bali). Itu kami dokumentasikan hasil inovasinya, baik dalam bentuk video maupun tulisan," katanya, di sela workshop "Pengawasan Program Inovasi Desa" di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, dokumen-dokumen tersebut bisa menjadi contoh bagi desa yang ingin memajukan desanya melalui pengelolaan dana desa secara efektif.
Baca juga: Kemendes pastikan fokus dana desa untuk pemberdayaan masyarakat
Jadi, desa-desa yang ingin berkembang tidak perlu mencoba-coba konsep yang baru dengan biaya mahal dan berisiko gagal.
"Saya dapat laporan dari Pak Dirjen sekarang ada 11.000 dokumen. 'Download' saja dokumen-dokumen tersebut. Tinggal contek, kalau cocok tinggal dikembangkan, disesuaikan dengan karakter desanya tersebut," katanya.
Ia menyebutkan banyak konsep pengembangan desa yang bisa dicontoh, mulai desa berbasis pariwisata, pascapanen, hingga yang mengembangkan lembaga perbankan.
Baca juga: Mendes PDTT: Dana desa penting atasi ketimpangan
"Itu di-'copi' aja, disosialisasikan. Minta bantuan kepala-kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PDM) se-Indonesia sebagai ketua tim inovasi desa," katanya.
Program inovasi desa yang telah dilaksanakan sejak tahun 2017, kata dia, merupakan program kerjasama antara Kemendes PDTT dan Bank Dunia dalam rangka mendorong terciptanya kreatifitas masyarakat desa untuk mengembangkan potensi yang dimiliki.
Tentunya, kata dia, kreatifitas yang diciptakan harus dapat menjawab permasalahan - permasalahan yang dihadapi di desanya yang terkait dengan infrastruktur, SDM, dan kewirausahaan desa sehingga terwujud kemandirian bagi masyarakat.
Baca juga: Mendes PDTT: penyerapan dana desa lebih dari 99 persen
Kemendes PDTT merancang program inovasi desa untuk mendorong dan memfasilitasi penguatan kapasitas desa yang diorientasikan untuk memenuhi pencapaian target rencana pembangunan jarak menengah (RPJM).
"Program inovasi desa hadir sebagai upaya untuk mendorong peningkatan kualitas pemanfaatan dana desa dengan memberikan banyak referensi dan inovasi-inovasi pembangunan desa," kata Eko.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2019