Salah satu Kelompok Tani (Poktan) komoditas kopi binaan Bank Indonesia Malang yang telah berhasil menembus pasar ekspor ke Perancis adalah Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi (Sumadi).
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Malang, Jawa Timur, mendorong ekspor khususnya produk-produk dari usaha mikro kecil menengah (UMKM), salah satunya berupa produk kopi produksi kelompok tani setempat.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang Azka Subhan mengatakan bahwa pengembangan UMKM berorientasi ekspor merupakan salah satu program strategis yang diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mengurangi defisit transaksi berjalan.
"Kami melakukan sinergi bersama pemerintah daerah untuk pengembangan UMKM berorientasi ekspor yakni komoditas kopi dan dilakukan di wilayah Kabupaten Pasuruan dan Kabupaten Malang," kata Azka di Desa Jatiarjo, Kabupaten Pasuruan, Kamis.
Salah satu Kelompok Tani (Poktan) komoditas kopi binaan Bank Indonesia Malang yang telah berhasil menembus pasar ekspor ke Perancis adalah Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi (Sumadi).
Kelompok Tani Sumber Makmur Abadi telah dibina Bank Indonesia Malang sejak 2018, dengan anggota kelompok kurang lebih sebanyak 34 orang. Dalam upaya meningkatkan kapasitas dan daya saing para petani tersebut, BI Malang telah memberikan berbagai pembekalan.
"Selama menjadi binaan Bank Indonesia, kelompok tani telah mendapatkan berbagai pelatihan, seperti budidaya kopi arabika dan robusta," kata Azka.
Selain itu, program lain yang diberikan kepada para petani tersebut antara lain adalah pelatihan untuk memulai ekspor, dan pemasaran digital, dalam upaya untuk merntis eksportir baru dan perdagangan digital global.
Baca juga: Produk kopi kelompok tani Jawa Timur tembus pasar Perancis
"Selain itu juga ada pelatihan pencatatan informasi keuangan Usaha Mikro dan Kecil dan sosialisasi pembiayaan perbankan kepada UMKM," ujar Azka.
Kelompok Tani Samadi binaan Bank Indonesia Malang, telah menandatangani kesepakatan dengan Lembaga Rumah Dagang Indonesia untuk melakukan ekspor kopi jenis arabika dan robusta ke Perancis sebanyak 22 ton pada 2019.
Dengan kontrak senilai kurang lebih Rp1,8 miliar tersebut, lanjut Azka, pihaknya akan terus mendorong UMKM kopi binaan untuk meningkatkan kualitas produk sehingga dapat diterima dan diminati pasar global.
"Pada akhirnya peran UMKM juga mampu meningkatkan kinerja ekspor nasional serta berperan dalam upaya mengurangi defisit transaksi berjalan," kata Azka.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), secara kumulatif pada periode Januari-Mei 2019, kinerja ekspor Indonesia mencapai 64,46 miliar dolar AS, atau menurun 8,61 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Penurunan tersebut juga terjadi pada ekspor nonmigas, yang tercatat ebesar 63,12 miliar dilar AS, atau turun 7,33 persen.
Baca juga: Pemkot Batu edukasi UKM berbasis ekspor
Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019