• Beranda
  • Berita
  • Ridwan Kamil: Tim kesehatan proaktif pantau calon haji

Ridwan Kamil: Tim kesehatan proaktif pantau calon haji

5 Juli 2019 11:57 WIB
Ridwan Kamil: Tim kesehatan proaktif pantau calon haji
Gubernur Jawa Barat M Ridwan Kamil atau Emil (ANTARA/Dokumen Humas Pemprov Jabar)

Suhu di Tanah Suci akan sangat tinggi jangan sampai puncak haji atau saat wukuf di Arafah-nya terkendala. Nah jangan sampai dehidrasi

Gubernur Jawa Barat M. Ridwan Kamil meminta Tim Kesehatan Haji Daerah (TKHD) lebih proaktif mengecek kondisi kesehatan jamaah calon haji asal Jabar karena hampir 67 persen dari mereka masuk kategori risiko tinggi gangguan kesehatan.

"Kita mengantisipasi di tim haji daerah itu ada tim kesehatan yang sudah saya tugaskan lebih proaktif dengan data tadi hampir 60-an persen rawan atau risti (risiko tinggi)," katanya di Gedung Sate Bandung, Jumat.

Ridwal Kamil yang akrab disapa Emil itu, mengatakan ibadah haji adalah ibadah yang membutuh kondisi fisik prima sehingga jamaah calon haji harus benar-benar mempersiapkan diri, khususnya secara fisik.

"Ibadah haji ialah ibadah yang paling berat secara fisik. Oleh karena itu, pastikan setiap hari mengecek kesehatan," kata dia.

Dirinya juga berpesan kepada jamaah calon haji agar jangan sampai dehidrasi saat melaksanakan ibadah haji di Tanah Suci, karena musim haji tahun ini jatuhnya saat musim panas.

"Suhu di Tanah Suci akan sangat tinggi jangan sampai puncak haji atau saat wukuf di Arafah-nya terkendala. Nah jangan sampai dehidrasi," kata dia.

Dinas Kesehatan setempat menyebutkan bahwa sekitar 67 persen dari total anggota jamaah calon haji Provinsi Jawa Barat tahun ini masuk kategori risiko tinggi dalam hal gangguan kesehatan.

"Kalau berdasarkan data yang ada, itu sekitar 67 persen jamaah calon haji asal Jabar tergolong dalam risiko tinggi atau risti," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti.

Ia mengatakan calon haji dimasukkan dalam kategori berisiko tinggi kalau memiliki riwayat penyakit dan berusia lanjut.

Ia menjelaskan pula bahwa pada musim haji tahun ini penyakit yang menghantui jamaah haji sudah bergeser dari penyakit menular menjadi tidak menular.

Pada musim haji tahun sebelumnya, penyakit menular, seperti sindrom pernafasan Timur Tengah (Middle East Respiratory Syndrome/Mers), sindrom pernafasan akut (Severe Acute Respiratory Syndrome/SARS), hepatitis, hingga meningitis membayangi jamaah.

"Untuk musim haji tahun 2019 ini tidak lagi karena sudah menggunakan vaksin dan rata rata jamaah haji Jabar sudah mendapatkan vaksin yang lengkap," kata Berli.

Ia mengatakan jamaah calon haji juga telah memperoleh vaksin flu dan sebagian menjalani vaksinasi tifoid untuk mencegah penularan penyakit.

Pada musim haji tahun ini, ia menjelaskan, penyakit tidak menular, seperti kanker dan hipertensi, menghantui jamaah haji Indonesia.

"Sebagai contohnya, hipertensi kemudian juga karena sudah terlalu sepuh, kemudian ada juga karena faktor kegemukan, ada juga yang baru ketahuan menderita kanker yang sebelumnya belum diketahui," kata Berli.

Ia mengimbau jamaah calon haji menjaga kesehatan selama berada di Tanah Suci, antara lain dengan menjaga pola makan-minum dan istirahat teratur.

Baca juga: 67 persen calon haji Jawa Barat berisiko tinggi sakit
Baca juga: Kemenkes cek kebugaran 350 calon jamaah haji

Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019