Ekonom Universitas Indonesia (UI) Haryadin Mahardika mengatakan kewajiban pemberian edukasi kepada masyarakat khususnya konsumen dari industri ekonomi digital dapat menjadi salah satu fokus pada pemerintahan periode kedua Presiden Joko Widodo.Konsumen ekonomi digital terbiasa dididik untuk senang dengan harga murah kemudian semua bermigrasi ke pelayanan tersebut
Haryadin menjelaskan edukasi terhadap konsumen ekonomi digital diperlukan untuk membentuk pola pikir mendukung produk- produk lokal yang dijual melalui e-commerce dan tidak bergantung pada produk harga murah yang berasal dari luar negeri.
"Konsumen ekonomi digital terbiasa dididik untuk senang dengan harga murah kemudian semua bermigrasi ke pelayanan tersebut, akhirnya ketika layanan yang tersedia tinggal satu atau tunggal gantian semua didikte," kata Haryadi kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Selain itu, tambah dia, edukasi ini pun harus dapat memperlihatkan dampak negatif ekonomi digital jika hanya bergantung pada harga murah.
Menurut Haryadin, lewat edukasi konsumen dapat mengetahui tidak hanya manfaat dan keuntungan ekonomi digital tapi juga dapat mengantisipasi agar persaingan ekonomi digital menjadi sehat.
Selain edukasi kepada konsumen ekonomi digital, langkah lainnya yang perlu dilakukan ada membuat aturan terkait ekonomi digital yang lebih jelas.
Salah satu langkah yang dapat dilakukan oleh Pemerintah adalah membentuk tim khusus untuk mengkoordinasi kerja antar kementerian yang terkait dengan ekonomi digital.
"Pemerintahan kita memiliki fungsi yang bagus, namun untuk koordinasi antar lembaga kurang. Entah tim khusus atau duta khusus nanti bertugas moengkoordinasi usaha mempercepat aturan- aturan mengenai ekonomi digital baik keputusan pemerintah dan presiden," kata Haryadin.
Baca juga: Pemerintah wajib kontrol persaingan ekonomi digital, cegah oligopoli
Baca juga: Ekonom: Pemerintah wajib bentuk tim khusus ekonomi digital
Baca juga: Pengamat tekankan kolaborasi penting bagi pengembangan ekonomi digital
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2019