Jakarta (ANTARA News) - "Hantu Ambulance", film layar lebar yang pemainnya utamanya bercita rasa sinetron, menghadirkan kembali bintang film horor tahun 1980-an Suzzana.
Suzzana, perempuan yang selalu memakai rangkaian bunga melati di rambutnya itu dikenal sebagai pemain film-film horor di antaranya "Malam Satu Suro", "Ratu Ilmu Hitam", "Sundel Bolong", "Nyi Blorong" dan film legendaris "Beranak dalam Kubur".
Perempuan kelahiran 13 Oktober 1942 ini kembali memerankan sosok yang dekat dengan dunia takhyul. Dalam aktingnya sebagai Widya, Suzzanna mengucapkan jampi-jampi atau semacam mantra tolak bala, atau beberapa kali terlihat menyiapkan sesaji berupa bunga tujuh rupa.
Sorot matanya yang tajam terlihat tidak berbeda dengan penampilannya di film-filmnya dulu. Gaya bicara dan busana yang dikenakan juga sangat khas.
Tak heran jika sebagian penonton yang menyaksikan gala premiere film ini berpendapat menonton "Hantu Ambulance" seakan reuni atau menyusuri kembali masa lalu ketika Suzzanna berjaya di film bergenre horor.
Apalagi dalam film ini Suzzanna memboyong kostum koleksi pribadinya yang modelnya mirip kostum pada film-filmnya terahulu. Sehingga hantu Suzzanna kembali bergentayangan.
Tapi, sepanjang film, terlihat kemampuan akting Suzzanna yang total dalam film ini tidak diimbangi dengan akting pemain-pemain baru yang menjadi lawan mainnya.
Dimaz Andrean yang biasa bermain untuk sinetron percintaan tidak menjiwai peran sebagai Rano. Adegan ketika ia dikejutkan sosok bayangan di kamarnya dan ketakutan saat dikejar hantu terlihat tidak natural.
Aktingnya tidak jauh berbeda dengan yang dijalaninya saat bermain di sinetron. Sehingga Dimaz dan pemain lainnya dalam film layar lebar itu tidak ubahnya seperti menonton sinetron saja.
Penampilan Suzzanna dalam film ini juga terlihat kurang dieksplorasi dengan baik. Suzzanna hanya digambarkan berakting sambil duduk atau berdiri beberapa saat saja.
Padahal sang produser menyatakan berambisi mengembalikan sang ratu film horor itu kembali ke layar lebar dengan akting terbaiknya.
Pemilihan adegan Suzzanna yang lebih banyak dalam keadaan duduk kemungkinan besar berkaitan dengan sakit yang dideritanya. Karena hal itu, jadwal syuting yang 30 hari dipendekkan menjadi 20 hari.
Sejak lama Suzzanna sakit, bahkan pada saat konferensi pers ia absen. Shankar mengaku Suzzanna sedang sakit dan tidak diperkenankan dokter untuk menempuh perjalanan jauh dari tempat tinggalnya di Magelang ke Jakarta.
Dari segi cerita yang ditulis oleh Ery Sofid, film ini juga tidak terlalu menarik dan cenderung membingungkan.
Asal-usul keluarga Rano tidak jelas benar, hingga tiba-tiba ada hantu bergentayangan dan menakuti Rano serta kawan-kawannya.
Secara artistik, hantu-hantu yang dihadirkan dalam film itu itu juga terlihat tidak menakutkan.
Efek suara yang memberi kesan menegangkan memang membuat orang yang menyaksikan akan terkaget-kaget, tapi itu untuk sesaat saja. Selebihnya penonton dibuat bingung dengan akhir cerita yang terburu-buru dan tidak terasa klimaksnya.
Dalam film itu, empat remaja dikejutkan oleh kehadiran hantu-hantu yang bergentayangan di rumah kontrakan mereka. Ketakutan itu semakin menjadi ketika mobil ambulans rusak yang ada di halaman rumah mereka tiba-tiba berjalan tanpa pengemudi di tengah malam.
Rumah itu terletak di Jalan Bahureksa, Bandung, dan mobil itu konon kabarnya berjalan sendiri karena ada hantu di dalamnya. Cerita tentang hantu ambulans itu menjadi legenda masyarakat setempat yang mengundang rasa ngeri bercampur ingin tahu.
Kisah legenda itu diperbincangkan dari mulut ke mulut hingga akhirnya Produser Indika Entertainment Shankar RS tertarik untuk mengangkatnya ke versi layar lebar.
Sutradara yang akrab dengan pembuatan film-film horor, Koya Pagayo didaulat untuk menggarap film berjudul "Hantu Ambulance" ini.
"Hantu Ambulance" dibintangi pemain muda yang wajahnya akrab di sejumlah sinetron, yakni Dimaz Andrean, Ratna Galih, Fitri Ayu, William Alvin, dan Gianinna Emanuela.
Dikisahkan dalam film ini seorang nenek, Widya (Suzzanna) sangat menyayangi cucu satu-satunya, Rano (Dimaz Andrean). Apapun dilakukan Widya demi menutupi aib yang dilakukan orang tua Rano, yakni mencari pesugihan agar menjadi kaya dalam waktu singkat. (*)
Pewarta: Oleh Desy Saputra
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2008