• Beranda
  • Berita
  • Polisi ungkap pihak terlibat dalam kericuhan 22 Mei

Polisi ungkap pihak terlibat dalam kericuhan 22 Mei

5 Juli 2019 20:01 WIB
Polisi ungkap pihak terlibat dalam kericuhan 22 Mei
Dokumentasi sejumlah massa berdemonstrasi di depan Gedung Badan Pengawas Pemilu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Demonstrasi itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019.( ANTARA FOTO/Nova Wahyudi)
Polisi mengungkap delapan kelompok organisai kemasyarakatan yang diduga memberikan perintah serta menjadi perusuh saat kericuhan Aksi 22 Mei 2019, di antara mereka terdapat oknum anggota organisasi kemasyarakatan Islam serta relawan salah satu calon presiden.

"Ada oknum, saya katakan oknum, kelompok Islam dari beberapa daerah," tutur Direskrimum Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Suyudi Seto, dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.

Daerah asal oknum anggota ormas Islam itu adalah Banten (Serang dan Tangerang), Jawa Barat (Cianjur, Pandeglang, Majalengka, dan Tasikmalaya), Jawa Tengah (Banyumas), Jakarta, Lampung, dan Aceh.

Sementara nama ormas Islam yang terlibat, dikatakan Suyudi, di antaranya berinisial GRS, FK, dan GR.

Seto mengatakan, relawan pendukung salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden pun terlibat dalam kerusuhan itu.

Juga baca: Dua kaliber proyektil ada dalam tubuh korban kericuhan 22 Mei

Juga baca: Moeldoko tegaskan pemerintah jaga keselamatan masyarakat

Juga baca: Hasil investigasi ricuh 21-22 Mei diumumkan pekan depan

Kelompok-kelompok itu diduga berada di tingkat ketiga sebagai pemberi perintah, pemberi uang, serta penyedia barang-barang seperti batu serta di tingkat empat sebagai pelaksana. Sementara tingkatan di atasnya masih didalami.

Selain delapan kelompok masyarakat, polisi juga mengungkap sembilan orang pelaku penyerangan serta pembakaran sarana prasarana di lingkungan Asrama Brimob Petamburan.

"Perkembangan terbaru kami jajaran Polda Metro Jaya berhasil mengungkap dan menangkap sembilan orang pelaku penyerangan, kerusuhan dan juga pembakaran terhadap sarana dinas Polri, baik mobil juga ada bangunan pospol," tutur dia.

Sembilan orang tersebut diduga sebagai aktor yang mengajak massa lainnya untuk membakar, tetapi masih ada satu yang belum ditangkap dan masuk dalam daftar pencarian orang.

Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019