"Kita semua kehilangan atas meninggalnya Pak Topo," kata Budi melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Budi mengatakan Sutopo tetap menyampaikan berita-berita kebencanaan secara cepat dan akurat meskipun dalam keadaan sakit.
Menurut Budi, hal itu sangat penting karena kerap kali terjadi informasi yang simpang siur tentang bencana yang yang terjadi.
"Pak Topo secara cepat memberikan berita yang lugas dan bisa cepat diterima," tuturnya.
Budi mendoakan Sutopo meninggal secara khusnul khotimah dan dapat lahir "Sutopo-Sutopo" baru dalam penginformasian kebencanaan di Indonesia.
Sutopo meninggal dunia ketika sedang dalam pengobatan kanker paru stadium IVB di di Rumah Sakit Kanker Modern St Stamford, Guangzhou, China sekitar pukul 02.00 waktu Guangzhou atau 01.00 WIB pada usia 49 tahun.
Sutopo berangkat ke Guangzhou untuk berobat karena kanker sudah menyebar ke tulang dan organ-organ tubuh lainnya.
Baca juga: Kanker paru Sutopo menyebar ke tulang dan organ lain
Baca juga: Sutopo Purwo Nugroho meninggal dunia di Guangzhou
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019