Sepanjang Jalan MH Thamrin arah Patung Kuda Arjuna Wiwaha menuju Bundaran HI, pedagang masih berjualan sesuai aturan yaitu di trotoar. Namun semakin parah ketika mulai memasuki Jalan Jenderal Sudirman, para pedagang kaki lima tersebut berjualan hampir memenuhi ruas jalan.
Baca juga: BPS Jakut bongkar lapak PKL tanpa didampingi Satpol PP
Hal tersebut menyebabkan masyarakat yang sedang melaksanakan kegiatan "car free day' terganggu. Para pejalan kaki dan pesepeda kesulitan untuk melalui ruas jalan tersebut, sehingga mereka harus berhimpitan sampai ke jalur bus TransJakarta.
Tumpahnya masyarakat hingga ke jalur bus akibat pedagang yang semrawut tentunya sangat berisiko karena bu TransJakarta tetap beroperasi pada Minggu pagi.
Baca juga: Satpol PP halau PKL di area HUT Jakarta
“Kalau dipikir ya bahaya juga karena kan ini bus masih lalu lalang, sampai beberapa kali bus jalannya pelan sekali karena masyarakat pada ada di jalur bus,” kata Rochani warga Depok.
Selain itu, ternyata ada juga warga yang memperhatikan hal tersebut dari segi kerapian seperti yang disampaikan oleh Deswita warga Jakarta. Ia mengatakan bahwa meskipun acara 'car free day', seharusnya pedagang tetap bisa menjaga kerapian karena Jalan Sudirman termasuk dalam pusat Ibu Kota negara.
“Enggak rapi ya, kalau di Jalan Thamrin sana kan meskipun banyak pedagang tapi mereka tetap kelihatan bagus gitu,” kata Deswita warga Jakarta.
Pedagang kaki lima yang tumpah ruah ke jalan itu juga dianggap sedikit mengganggu masyarakat yang ingin melakukan olahraga di jalan tersebut.
“Ya kan meskipun CFD tapi belum tentu semua yang ke sini hanya jalan-jalan, ada juga yang naik sepeda atau mau main bulu tangkis, pokoknya olahraga kecil lah. Jadi sedikit terganggu karena ruangannya semakin terbatas,” jelas Alisha.
Di sisi lain, beberapa pedagang mengaku bahwa mereka sudah tidak memiliki lahan untuk berjualan di area 'car free day' sehingga mereka terpaksa menggelar dagangannya hingga keluar trotoar.
“Sudah penuh. Saya terpaksa jualan sampai ke jalan seperti ini meskipun kalau ada Satpol PP sering disuruh geser,” ujar Rudi pedagang bakso.
Setelah dikonfirmasi kepada pihak Satpol PP, ternyata semua orang bebas untuk berdagang di sekitaran Bundaran HI. Tidak ada ketentuan khusus apalagi dikenakan biaya bagi warga yang ingin berjualan di sana.
“Semua boleh berdagang di sini. Tidak ada istilah ini lahan punya si A atau B, gratis juga. Kalau mau dapat lahan atau tempat ya pagi datangnya,” kata Petugas Satpol PP Fakhrudin.
Ia melanjutkan bahwa bagi pedagang yang melanggar aturan seperti menggelar dagangan hingga keluar trotoar apalagi sampai ke ruas jalan biasanya dilakukan peneguran agar pindah ke tempat yang sudah ditentukan.
“Biasanya kita tegur untuk pindah biar enggak semrawut. Tapi ya ada beberapa yang nekat untuk balik lagi,” lanjutnya.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019