Aliansi Relawan Jokowi (ARJ) berharap adanya rekonsiliasi untuk semua pihak usai Pemilihan Umum (Pemilu), 17 April 2019.
"Rekonsiliasi itu diharapkan oleh rakyat Indonesia," kata Koordinator ARJ, Aidil Fitri di Istora Senayan Jakarta, Minggu.
Menurut Aidil, ditingkatan partai semua orang mengetahui, pastilah ada istilah berbagi kekuasaan. Tetapi seharusnya yang dilakukan mengedepankan rekonsiliasi untuk persatuan dan kesatuan bangsa.
"Intinya, kalau ditingkatan atas aman, pastinya di bawa akur-akur saja," ujar Aidil.
Sementara itu, Penanggung Jawab ARJ, Haidar Alwi mengatakan Presiden Joko Widodo merupakan orang yang sangat bijaksana dan merupakan pemimpin teladan dunia.
Baca juga: ARJ: Relawan tidak boleh minta jabatan
“Masuknya semua partai pun ke dalam koalisi, tidak membuat kabinet menjadi gemuk,” kata Haidar.
Menurut Haidar, rekonsiliasi dimaknai sebagai upaya untuk bersatu kembali dan kemungkinan dapat mengusulkan orang-orang profesional mereka dalam kabinet kerja.
Haidar menyatakan pemilihan kabinet kerja murni merupakan hak prerogatif presiden. Presiden Jokowi sangat kata dia, sangat tahu persis untuk memilih para pembantunya di kabinet, dan pastinya akan memilih orang-orang terbaik di bidangnya.
“Kalau semua partai pun bergabung, Jokowi tidak ada masalah,” ujarnya.
Haidar menegaskan ARJ merupakan organisasi yang sangat mandiri, tidak meminta atau mendapat bantuan dari siapa pun, serta tidak pula merengek-rengek ketemu dan meminta bantuan presiden.
Kata Haidar, sekitar 900 organisasi dan relawan bergabung dalam ARJ dengan prinsip kerja, kerja dan kerja. ARJ akan mengawal pemerintahan kabinet Jokowi-Maruf hingga selesai periode kedua di tahun 2024.
“ARJ tidak menuntut apa pun dari kemenangan Jokowi, hanya berharap lebih mantap dan sukses untuk memimpin Indonesia,” tegas Haidar.
Pewarta: Fauzi
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019