Saat ini para korban ditampung di tiga tenda besar di halaman sekolah SDN 03 Cipinang Besar Selatan. Namun saat tahun ajaran baru dimulai pada 15 Juli mendatang, area itu harus kembali steril.
"Belum tahu nanti akan dipindah kemana. Dengar-dengar sih ke rusunawa di Jatinegara Kaum," kata Juminah, seorang korban.
"Tapi secara pribadi saya sih keberatan. Karena di rusunawa itu tidak ada lift-nya," tambahnya.
Baca juga: Musim kemarau, kasus kebakaran di DKI meningkat
Baca juga: BPBD DKI: potensi kebakaran saat kemarau tinggi
Baca juga: Kerugian kebakaran selama Januari-Juni di Jakarta capai Rp137 miliar
Jawaban senada disampaikan korban lain, Abdul. Dia pun masih kebingungan dengan lokasi pengungsian berikutnya jika sekolah ini telah kembali dipenuhi murid-murid.
"Mungkin nanti nebeng di rumah saudara. Belum tahu sih Minggu depan gimana," kata Abdul.
Perihal bantuan yang didapatkan, warga mengaku puas dengan perhatian yang telah didapat. Sejak hari pertama mereka harus mengungsi, mereka tidak kekurangan makanan, pakaian dan air bersih.
Selain bahan-bahan pokok, kebutuhan-kebutuhan khusus baik pembalut ataupun popok dan susu bayi juga selalu disalurkan dengan baik.
Meski masalah kebutuhan pokok telah tertangani, warga berharap pemerintah memberikan bantuan dana untuk membangun kembali tempat tinggalnya atau mengontrak rumah.
"Harapan utamanya sih ada bantuan untuk tempat tinggal. Kalau bisa dana segar, karena barang-barang kami sudah hangus semua," tutur Juminah.
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019