"Secara ekologi, kemarau, suhu tinggi, panas menyebabkan sulitnya akses air," katanya saat dihubungi Antara, Senin.
Kesulitan akses terhadap air itu, kata dia, memengaruhi ketersediaan makanan dan minuman serta kebersihan dan keamanannya.
Krisis air tersebut dapat mengurangi produksi pertanian dan pada akhirnya meningkatkan harga bahan makanan.
Kenaikan harga makanan tersebut dapat juga mengurangi daya beli masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah.
Kenaikan harga makanan juga dapat mendorong masyarakat beralih membeli bahan makanan yang gizinya lebih rendah.
Peralihan konsumsi ke sumber makanan yang bergizi rendah dengan periode waktu cukup lama dapat meningkatkan risiko terkena malnutrisi atau gizi buruk.
Karena itu, Hardinsyah mengimbau masyarakat untuk tetap mengonsumsi makanan yang bergizi dengan harga yang lebih terjangkau.
Baca juga: Kemarau tetap melanda meskipun Cianjur memiliki sumber air
Baca juga: Mengatasi kekeringan dengan upaya terstruktur
Baca juga: Dari hujan ke kemarau warga Muara Baru tetap beli air bersih
Pewarta: Katriana
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019