"Pancasila yang merupakan saripati karakter bangsa Indonesia yang kemudian dirumuskan pendiri bangsa kita menjadi ideologi, ternyata masih mampu mempertahankan keutuhan bangsa kita dari ancaman perpecahan dari awal mula dirumuskan hingga kini," katanya saat acara Sosialisasi Empat Pilar MPR RI kerjasama MPR RI dengan ormas Lingkar Reformis, di aula Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor, Senin, dalam keterangan tertulis yang diterima Antara.
HNW mengungkapkan kesaktian Pancasila sebagai ideologi bangsa yang mampu merekatkan seluruh bangsa Indonesia dengan keberagaman dan perbedaan yang sangat luar biasa adalah anugerah istimewa yang harus dijaga seluruh anak bangsa. Menurut HNW, ideologi suatu bangsa tidak bisa dianggap remeh.
Negara sebesar Uni Soviet yang memegang predikat sebagai negara besar, negara adi kuasa dan negara super power, tanpa perang, tanpa serangan, tanpa agresi dapat hancur terpecah belah karena terjadi peningkatan kekerasan yang disebabkan persaingan nasionalisme antar etnis terutama sejak masa Perestroika diterapkan, katanya.
Menurut dia, jika persaingan etnis yang terjadi di Soviet juga terjadi di Indonesia, dampak kehancurannya akan lebih dahsyat, sebab etnis di Soviet tidak berbaur masing-masing menetap di daerahnya. "Sedangkan di Indonesia antar etnis sudah sangat berbaur. Ada daerah yang banyak ditinggali penduduk etnis yang berbeda," katanya.
Pancasila menurut dia, hadir sebagai perekat menjadi sebuah ideologi yang diterima baik semua kalangan. "Maka dari itulah, kita bangsa Indonesia harus mensyukuri hadirnya Pancasila dengan betul-betul memahami dan menjalankannya," katanya.
Sosialisasi yang digelar selama setengah hari itu sendiri selain dihadiri Wakil Ketua MPR RI juga dihadiri anggota MPR RI Ecky Awal Muharram, Camat Cileungsi Renaldi Yushab Fiansyah, Mayor TNI Inf. Acep Komarudin Koramil Cileungsi, Pimpinan dan anggota ormas Lingkar Reformis, dan sekitar 300 peserta terdiri dari ormas kepemudaan se Cileungsi dan Bogor, guru-guru TK, PAUD dan SD serta masyarakat umum.
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019