“Peranan instruktur di BLK harus diperkuat karena memiliki korelasi dengan pembangunan SDM dan sebagai pintu masuk dalam mewujudkan Indonesia kompeten,” ujar Staf Ahli Menaker bidang Ekonomi dan SDM Aris Wahyudi dalam acara pembukaan Kompetisi Ketrampilan Instruktur Nasional (KKIN) VII Regional Kalimantan Timur, Senin.
Dalam keterangan pers Biro Humas Kemnaker, Aris Wahyudi mengatakan salah satu metode efektif dalam pembinaan percepatan peningkatan kompetensi instruktur di Indonesia yakni melakukan kompetisi antar instruktur yang terstruktur dan sistematis.
"Kompetisi antar instruktur merupakan ajang untuk mengukur, meningkatkan dan pemerataan kompetensi yang terintegrasi, " ujar Aris.
Aris menambahkan instruktur juga merupakan aktor utama di dalam pelatihan kerja yang berfungsi sebagai fasilitator dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, perubahan sikap, dan perilaku (etos kerja) dari tenaga kerja.
"Peran instruktur sangatlah strategis sebagai ujung tombak dalam menghasilkan SDM yang kompeten, " kata Aris.
Aris Wahyudi mengungkapkan
secara nasional jumlah Balai Latihan Kerja (BLK) Pemerintah baik UPTP maupun UPTD saat ini berjumlah 305 BLK dan sebanyak 37 BLK atau 12,13 persen, berada di Pulau Kalimantan. Sedangkan LPK Swasta sebanyak 5.045 LPK, dan 345 LPK atau 6,84 persen berada di Pulau Kalimantan.
Secara nasional jumlah Instruktur Pemerintah saat ini berjumlah 3.013 orang, dan 282 orang atau 9,36 persen berada di Pulau Kalimantan. Sedangkan Instruktur Swasta sebanyak 16.379 orang, dan 1.224 orang atau 7,47 persen berada di Pulau Kalimantan.
Dengan jumlah sumber daya yang ada tersebut, maka perlu dijaga kualitasnya melalui kompetisi ketrampilan instruktur.
"Kompetisi instruktur ini menjadi salah satu media dalam menjaga kualitas instruktur yang ada dan dapat menjadi indikator kemampuan instruktur pada tingkat regional maupun pada tingkat nasional, " kata Aris.*
Baca juga: BLK Kemnaker targetkan 526.189 tenaga terampil
Baca juga: Legislator minta semua Pemda revitalisasi balai latihan kerja
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019