Pengamat kelautan dan Direktur Eksekutif Pusat Kajian Maritim untuk Kemanusiaan, Abdul Halim, mengemukakan perlunya kiprah alumnus politeknik kelautan dan perikanan untuk lebih menonjol dan cemerlang di tingkat nasional guna meningkatkan semangat kemaritiman Nusantara.Tercapainya tujuan tersebut bergantung kepada seberapa termanfaatkannya alumnus politeknisk di usaha perikana nasional
Abdul Halim kepada Antara di Jakarta, Selasa, menyatakan, pada saat ini kiprah mereka terasa belum terlalu menonjol karena kurang banyak diberikan kesempatan selain menjadi birokrat.
Ia juga menyoroti pernyataan bahwa dengan semakin banyaknya politeknik kelautan dan perikanan maka ke depannya juga diperkirakan dapat menjamin peningkatan mutu SDM bidang kelautan dan perikanan.
"Tercapainya tujuan tersebut bergantung kepada seberapa termanfaatkannya alumnus politeknisk di usaha perikana nasional," katanya.
Sebagaimana diwartakan, Pemerintah melalui Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) terus mendorong pembangunan politeknik kelautan dan perikanan di berbagai daerah sebagai upaya untuk meningkatkan sumber daya manusia berkualitas khususnya dalam menyokong program kemaritiman nasional.
"Guna mengembangkan kuantitas maupun kualitas SDM di bidang kelautan dan perikanan, KKP telah membangun tujuh politeknik perikanan baru selama 4,5 tahun terakhir," kata Kepala Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan KKP Sjarief Widjaja dalam jumpa pers di KKP, Jakarta, Kamis (4/7).
Pada akhir Oktober 2019 mendatang, terdapat sebanyak tiga politeknik perikanan baru lainnya yang akan diresmikan. Dengan semakin banyaknya politeknik tersebut, lanjutnya, maka ke depannya akan menjaring lebih banyak lagi SDM kelautan dan perikanan yang kompeten di berbagai wilayah Indonesia.
Selain itu, KKP juga akan terus mengoptimalkan potensi SDM di sektor kelautan dan perikanan nasional terutama dalam menghadapi tantangan seperti pasar bebas Masyarakat Ekonomi ASEAN dan fenomena lainnya seperti perang dagang.
Apalagi, Sjarief mengingatkan saat ini Indonesia tengah memasuki era pasar bebas di lingkup ASEAN atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
"Era ini menghadirkan persaingan yang sengit dan kompetitif antar negara-negara di Asia Tenggara dalam segala bidang. Untuk memenangkan persaingan tersebut, Indonesia harus memaksimalkan potensi sumber daya manusianya," ucap Sjarief.
Selaras dengan program pemerintah, Sjarief menekankan pentingnya pembangunan SDM pada era industri 4.0 yang kerap didengungkan oleh pemerintah. Disampaikan bahwa riset yang ada bertujuan untuk meningkatkan kapasitas peneliti, menciptakan inovasi serta meningkatkan daya saing.
Terkait dengan pengembangan SDM, Sjarief mendorong Pusriskan (Pusat Riset Perikanan) untuk dapat mencetak doktor dan profesor melalui beasiswa pendidikan, agar dapat menjawab tantangan dalam dunia riset dan inovasi.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019