"Setelah kita evaluasi, mata pelajaran Pendidikan Moral Pancasila (PMP) dengan kewarganegaraan, menjadi tidak fokus terutama di dalam hal pemahaman yang mendalam soal Pancasila," ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy.
Dengan dipisahkan penekanan antara pendidikan Pancasila dengan kewarganegaraan, maka pendidikan Pancasila akan betul-betul pada penanaman nilai dan fokus pembentukan karakter. Program tersebut akan dimulai tahun ajaran baru dan Kemendikbud sudah menyiapkan modulnya.
Untuk tingkat pendidikan anak usia dini (PAUD) hingga kelas dua sekolah menengah pertama (SMP) penekanannya pada penerapan nilai-nilai Pancasila secara langsung dan lebih banyak pada praktik. Sementara untuk SMP kelas tiga hingga sekolah menengah atas (SMA) penekanannya pada pengetahuan.
Baca juga: Menristekdikti sebut penanaman nilai Pancasila tidak cukup doktrinasi
Sebelumnya, kata Mendikbud, Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) lebih menekankan pada aspek pengetahuan dibandingkan penerapan nilai Pancasila atau dengan kata lain pendidikan karakter.
"Jadi kami mengubah strategi pembelajaran PKn ini. Kita meluncurkan program ini, karena sudah sangat mendesak untuk dilakukan," kata dia lagi.
Pelaksana tugas Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Hariyono mengatakan mengapa penanaman nilai Pancasila perlu dilakukan, hal itu dikarenakan ingin merefleksikan ulang apa Pancasila itu.
"Kerugian terbesar kita, bukan hilanngnya kekayaan ekonomi tetapi hilangnya karakter Nusantara, yang dimiliki manusia dengan mental merdeka. Oleh karena itu, penanaman nilai Pancasila ini perlu dilakukan," kata Hariyono.
Baca juga: Yonif 328 bekali generasi muda Papua pendidikan Pancasila
Baca juga: Nilai-nilai Pancasila diyakini mampu tangkal hoaks
Baca juga: Presiden Jokowi ajak komponen bangsa teguhkan nilai Pancasila
Pewarta: Indriani
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019