Suporter Persija Jakarta yang tergabung dalam wadah "Budak Oranye Indung Sunda" (Bois) Purwakarta, Jawa Barat, berharap rivalitas pendukung tidak merusak citra sepak bola Indonesia.Kami ingin membuktikan bahwa suporter sepak bola bisa menikmati jalannya pertandingan dari manapun dia berasal
"Kami ingin membuktikan bahwa suporter sepak bola bisa menikmati jalannya pertandingan dari manapun dia berasal," kata Ketua Bois Purwakarta, Sahrul, di Jakarta, Rabu siang.
Sahrul bersama koleganya berangkat dari Purwakarta dan tiba di Stadion Utama Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta sejak pukul 07.00 WIB untuk menyaksikan jalannya laga pekan kedelapan Liga 1 Musim 2019 pada pekan kedelapan yang mempertemukan Persija Jakarta kontra Persib Bandung.
Sahrul mengatakan Bois Purwakarta adalah sub organisasi pendukung yang menginduk pada Koordinator Wilayah (Korwil) Karawang, Jawa Barat.
Susunan pengurus maupun keanggotaan dari organisasi yang dibentuk pada 2012 itu diisi oleh warga Jawa Barat yang cinta pada sepak bola.
Masyarakat Jawa Barat yang selama ini identik dengan pendukung fanatik Persib, kata dia, merupakan pilihan dalam menikmati pertandingan sepak bola.
Namun pihaknya mengingatkan agar dukungan fanatik terhadap klub tertentu jangan sampai dirusak oleh perilaku negatif yang mencoreng semangat olah raga dalam mempersatukan bangsa.
"Kami tidak melihat lagi unsur suku untuk mendukung klub sepak bola di daerah. Yang kami lihat adalah prestasinya," katanya.
Sahrul mengatakan penampilan Andritany Adhiyasa dan kolega selama gelaran Liga 1 2018 hingga musim 2019 terus memperlihatkan tren positif.
"Kita lihat realitanya saja pada prestasi yang diraih. Bila tim kita kalah pun bertindaklah sportif. Yang terpenting dari sepak bola adalah cara kita menikmati jalannya pertandingan dan menyikapi kekalahan dengan berlaku dewasa," tutup Sahrul.
Baca juga: "Budak Oranye Indung Sunda" tiba di GBK sejak pagi
Baca juga: Petugas keamanan razia botol dan benda terlarang dari penonton di GBK
Baca juga: Kiper Persib dilarikan ke rumah sakit dengan ambulans
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2019