Mensos sebut masalah lansia PR bersama

10 Juli 2019 17:49 WIB
Mensos sebut masalah lansia PR bersama
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita mengenakan topi yang dipamerkan pada pameran Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2019 di Bandung, Rabu (10/7/2019) (ANTARA/Desi Purnamawati)
Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita menyebutkan masalah orang lanjut usia (lansia) merupakan pekerjaan rumah bersama baik oleh pemerintah pusat, daerah maupun swasta.

"Saat ini banyak masalah lansia. Kesimpulan saya secara umum masih jauh dari kata sehat, mandiri dan sejahtera. Ini merupakan PR kita bersama," kata Mensos pada peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2019 di Bandung, Rabu.

Agus mengatakan, merujuk pada statistik ada 22 persen lansia yang buta huruf dan sepertiga dari total lansia yang terdata sebanyak 24 juta jiwa, sebagai penyandang disabilitas.

Secara ekonomi mayoritas lansia tinggal di dalam rumah tangga dalam kelompok pengeluaran 40 persen terbawah dimana 87 persen sumber pembiayaan dari anggota rumah tangga sendiri.

Dari aspek ketenagakerjaan, 50 persen memiliki pekerjaan mayoritas di sektor pertanian yang identik pada upah rendah. Hampir 60 persen masuk dalam kategori yang pendapatan tidak stabil dan sangat rentan jatuh miskin.

Selain itu, lanjut Agus, belum semua lansia terjangkau oleh jaminan kesehatan. Ditengarai, baru sepertiga yang terjangkau jaminan kesehatan.

Baca juga: Mensos minta usia lansia di UU direvisi jadi 65 tahun

Sementara itu, Kementerian Sosial juga baru mampu menjangkau 2,5 juta penerima manfaat lewat program-program untuk lansia.

Program tersebut antara lain bantuan sosial untuk lansia yang berada di dalam keluarga penerima Program Keluarga Harapan (PKH).

Program rehabilitasi sosial lansia untuk memulihkan fungsi sosial lansia melalui rehabilitasi sosial, pendampingan lansia oleh pekerja sosial profesional, tenaga kesejahteraan sosial dan/atau relawan sosial.

Dukungan aksesibilitas lanjut usia dan dukungan teknis juga dilaksanakan melalui pemberian bantuan yang diberikan kepada lanjut usia miskin dan terlantar berupa makanan tambahan dan alat bantu yang berguna untuk menunjang kehidupan sehari-hari yang lebih layak.

"Jumlah lansia penerima manfaat 2,5 juta dibandingkan total populasi. Memang masih sangat kurang karena memang kekuatan fiskal kita seperti itu.
Kami berharap perhatian kepada lansia tidak hanya dari pemerintah pusat tapi pemda dan swasta," katanya.

Dia juga mengajak semua pihak untuk bekerja sama karena masih banyak hal yang perlu didorong agar lansia bisa diberdayakan untuk pembangunan.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019