"Persoalan limbah ini, baik bahan berbahaya dan beracun (B3), medis, maupun elektronik, harus dikelola secara tuntas," kata anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Pantas Nainggolan, di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Warga DKI diajak kumpulkan sampah elektronik
Penyediaan tempat sampah khusus limbah elektronik (drop box e-waste) oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta, kata dia, sudah bagus dan perlu diperbanyak.
Diakui politikus PDI Perjuangan itu, limbah elektronik dari sisa pakai aktivitas rumah tangga selama ini menimbulkan persoalan karena tidak bisa begitu saja dibuang di tempat sampah.
Limbah elektronik meliputi berbagai macam perkakas elektronik yang sudah lewat masa pakai, mulai baterai, ponsel, laptop, televisi, lemari es, hingga mainan listrik.
Di sisi lain, ada pula masyarakat yang tidak paham dengan bahaya limbah tersebut yang kemudian membuangnya secara sembarangan.
Baca juga: Warga DKI diajak kumpulkan sampah elektronik
Menurut Pantas, "drop box e-waste" bisa menjadi salah satu langkah efektif pengelolaan limbah elektronik dari masyarakat karena memudahkan pengumpulan.
"Perlu ditambah. Kalau tidak bisa satu tahun anggaran, ya, dua tahun anggaran, dan seterusnya. Jangan kemudian parsial. Misalnya, tahun ini garap ini, tahun besok garap itu," ujar Pantas.
Penyelesaian persoalan limbah, kata Pantas, perlu digarap secara komprehensif sehingga setiap persoalan bisa terurai dan terselesaikan secara menyeluruh.
Sementara itu, DLH DKI Jakarta telah menyediakan "drop box e-waste" di sejumlah titik, di antaranya 10 halte Transjakarta, perkantoran, dan sekolah-sekolah.
Halte Trans Jakarta itu, yakni Halte Cawang UKI, Kampung Melayu, Matraman, Senen, Kota, Harmoni, Bunderan HI, Tendean, Blok M, dan Ragunan.
Baca juga: 10 halte Transjakarta sediakan kotak sampah limbah elektronik
Selain itu, "drop box e-waste" disediakan pula di Stasiun Cikini untuk memudahkan masyarakat membuang perkakas elektroniknya yang sudah tak terpakai.
Sebulan sekali, petugas DLH akan mengambil limbah-limbah elektronik yang terkumpul dari "drop box" tersebut untuk dibawa ke gudang DLH DKI Jakarta.
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2019