Luhut cari penyebab harga garam anjlok

10 Juli 2019 23:28 WIB
Luhut cari penyebab harga garam anjlok
Petani memanen garam di areal tambak garam rakyat Desa Kedungmutih, Wedung, Demak, Jawa Tengah, Senin (8/7/2019). Menurut data Kementerian Kelautan dan Perikanan, stok garam nasional produksi tahun 2018 hingga per 4 Juli 2019 tercatat 435.068,86 ton, meliputi 237.068,86 ton hasil garam rakyat dan 198.000 ton milik PT Garam (Persero), dengan penyerapan garam rakyat oleh industri pengolahan sebesar 960.000 ton. ANTARA FOTO/Aji Styawan/foc. (ANTARA FOTO/AJI STYAWAN)

Kami sedang melihat itu, apakah karena impor atau apa

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengaku akan mencari penyebab harga garam, yang anjlok belakangan ini.

Ia pun tidak mau berspekulasi soal harga garam yang hanya dihargai Rp300 per kg.

"Kami sedang melihat itu, apakah karena impor atau apa," katanya saat ditemui di Kemenko Maritim Jakarta, Rabu.

Luhut juga mengaku belum tahu jika penyebab penurunan harga garam disebabkan oleh pasokan garam impor yang bocor dan merusak harga pasaran.

"Saya belum tahu," imbuhnya.

Namun, Luhut memastikan kualitas garam dalam negeri terus mengalami perbaikan. Serapan garam dalam negeri untuk kebutuhan nasional pun dinilai cukup.

"(Kualitas) garam kita membaik karena kita banyak yang produksi garam industri," katanya.

Sebelumnya, petani garam di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merugi pada musim panen kali ini, karena hanya dihargai Rp300 per kilogram.

Mereka berharap pemerintah segera mencarikan solusi untuk para petani garam, sehingga nantinya, kesejahteraan para petani garam bisa terjaga.

Baca juga: Tingkatkan garam berkualitas KKP terus kembangkan sentra produksi
Baca juga: Kemenko Maritim tinjau produksi garam Aceh dengan sistem tunnel
Baca juga: Garam petani Cirebon dihargai Rp300 per kilogram

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019