Pelaksana tugas sementara General Manager YIA Agus Pandu Purnama di Kulon Progo, Kamis, mengatakan saat ini sudah ada tiga maskapai yaitu Lion group kemudian ditambah dengan Garuda group yang akan memanfaatkan fasilitas kargo tersebut.
"Artinya gedung kargo ini memang dipersiapkan untuk para pengusaha yang bergerak di bidang kargo dan kami sudah siap secara operasional peralatan gedung sudah 100 persen bisa digunakan para maskapai penerbangan," kata Agus Pandu.
Ia mengatakan di YIA telah dibangun terminal kargo yang cukup besar dan luas. Terminal kargo di bandara baru Kulon Progo kini telah selesai dibangun kapasitasnya mampu menampung barang hingga 500 ton per hari.
"Terminal kargo ini memiliki kapasitas lebih dari 500 ton per hari, yang terdiri dari kapasitas kargo internasional 200 ton per hari dan domestik 300 ton per hari," katanya.
Jumlah tersebut meningkat lima kali lipat dibanding dengan kapasitas terminal kargo yang ada di Bandara Internasional Adisutjipto. "Sekarang akan kami komunikasikan dengan maskapai penerbangan," katanya,
Sementara itu, Airport Operation and Services Senior Manager PT Angkasa Pura I Nyoman Noer Rohim, mengatakan belum adanya maskapai yang memanfaatkan fasilitas ini karena YIA belum beroperasi penuh. Di samping itu YIA juga baru mengakomodasi penerbangan khusus penumpang.
Noer memastikan fasilitas yang ada sudah siap digunakan. Di antaranya mesin timbang, ruang penyimpanan barang, hingga yang berbeda dibandingkan terminal kargo di Adisucipto, yakni keberadan ruang penampungan jenazah.
Kondisi ini terjadi karena belum ada maskapai penerbangan yang berminat memanfaatkan fasilitas tersebut.
"Aktivitas pengiriman barang lewat jalur udara dari dan menuju Yogyakarta hingga saat ini masih terpusat di Bandara Adisutjiipto Sleman," katanya.
Seperti diketahui, angka ekspor DIY sampai saat ini tergolong kecil. Mahalnya biaya ekspor akibat belum adanya pelabuhan atau bandara yang memadai mengakibatkan ekspor dilakukan melalui terminal ekspor di daerah lain seperti Surabaya, Semarang ataupun juga Jakarta. Satu-satunya terminal ekspor di DIY hanyalah Bandara Internasional Adisutjipto. Namun kapasitas kargo di bandara ini cukup kecil.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan secara kumulatif, nilai ekspor DIY selama Januari-Mei 2019 mencapai 173,2 juta dolar AS atau menurun 6,43 persen dibanding periode yang sama 2018. Selama periode Januari - Mei 2019, Amerika Serikat, Jerman, dan Jepang menjadi pangsa pasar terbesar mencapai 56,81 persen.
Sementara pengiriman yang dilakukan dari Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melalui bandara Adi Sutjipto sebesar 1,1 juta dolar AS (2,84 persen).
Baca juga: Angkasa Pura ingin kembangkan Bandara Yogyakarta hub internasional
Baca juga: Garuda dan AirAsia tambah penerbangan di Bandara Yogyakarta
Pewarta: Sutarmi
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019