Lembaga itu berupaya menggelorakan semangat berkurban pada acara peluncuran program Global Qurban 2019 bertema "Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia" di kompleks Lumbung Ternak Wakaf di Desa Gadu, Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, Kamis.
Dalam rangkaian acara peluncuran berupa tur ke peternakan itu, ACT mengajak para mitra, donatur, komunitas, korporasi, dan pemangku kepentingan terkait lain melihat cara Global Qurban mengelola hewan kurban.
"Kami mengajak sahabat-sahabat dermawan semua untuk merasakan langsung pengalaman sebelum dan saat berkurban, ikut terjun mengetahui setiap proses persiapan implementasi kurban, melihat kualitas ternak dan kesiapan Global Qurban untuk meluaskan manfaat dari ibadah yang sangat dianjurkan," kata Presiden Global Qurban ACT Hafit T. Mas’ud.
Ia mengungkapkan bahwa di Tanah Air masih ada warga Muslim yang belum merasakan daging kurban, termasuk di antaranya warga Desa Nanggela, Tana Toraja, yang pernah selama 50 tahun lalu tidak merasakan daging kurban. Pemotongan hewan kurban dari Global Qurban ACT tahun 2018 menjadi pengalaman perayaan Lebaran Kurban pertama bagi mereka.
Somalia, negara dengan angka kemiskinan hinggal 82 persen, juga menjadi salah satu negara yang menjadi target program Global Qurban ACT.
"Dari cerita pengalaman di berbagai target program kami, ibadah kurban bukan sekadar aktivitas penyembelihan hewan. Lebih dari itu, kurban memiliki dimensi aktivitas ritual ibadah, syiar dakwah Islamiyah, kebermanfaatan sosial, serta pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam penyediaan dan pendistribusian hewan kurban," kata Hafit.
Di dalam pengelolaan profesional Global Qurban, filantropi Islam berbentuk wakaf merupakan penggerak utamanya.
ACT menginisiasi Global Wakaf Foundation sebagai lembaga yang khusus mengelola filantropi dan kebermanfaatan wakaf. Salah satu programnya adalah Kawasan Wakaf Terpadu (KWT) Blora.
KWT Blora mencakup Lumbung Ternak Wakaf (LTW) yang mengelola implementasi wakaf dalam penyediaan hewan kurban.
LTW melibatkan para peternak dan petani daerah untuk mengelola stok hewan kurban dengan pola pemberdayaan yang menyejahterakan sehingga roda ekonomi masyarakat di wilayah implementasi Global Qurban ikut bergerak.
President Global Wakaf Imam Akbari mengungkapkan bahwa dalam kawasan LTW, aset-aset wakaf produktif dikelola secara optimal sehingga mampu membawa ekonomi masyarakat setempat ke arah yang lebih baik.
LTW juga memastikan hewan kurban yang akan disembelih sesuai dengan syariah serta membuat pengelolaan manajemen stok kurban terjaga. Ketidakpastian stok bisa membuat harga hewan kurban berfluktuasi.
Lewat berbagai macam program inovatif, Global Qurban ACT berupaya menghadirkan lebih banyak kemudahan berkurban sehingga perayaan Idul Adha bisa menjadi sarana elaborasi persaudaraan yang baik antara pekurban dan penerima daging kurban.
Wakil Presiden ACT Ibnu Khajar mengatakan, program "Dermawan Berqurban, Berkahnya Bahagiakan Dunia" hadir karena ACT meyakini Indonesia masih dipenuhi oleh masyarakat yang memiliki jiwa dermawan.
"Tahun ini, kami niatkan untuk menyalurkan 100.000 kurban setara kambing yang akan menyasar kembali 34 provinsi di Indonesia dan menjangkau 50 negara, serta menyapa 7.500.000 penerima manfaat warga prasejahtera, wilayah konflik, dan bencana. Setiap elemen masyarakat memiliki kesempatan yang sama untuk menunaikan ibadah sekaligus menebarkan kebaikan. Insya Allah, pahala kurbannya dapat pahala wakafnya juga mengalir terus-menerus dan berkelanjutan," demikian Ibnu Khajar.
Baca juga:
ACT dan Persija berkolaborasi sambut Idul Adha
Global Qurban bagikan daging ke Sudan
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019