"1.521 personil ini merupakan gabungan dari anggota TNI/Polri bersama BNPB dan BPBD Kalbar serta masyarakat setempat. Tim ini akan ditempatkan di 100 desa rawan Karhutla di Kalbar dan akan mulai bertugas dalam waktu dekat," kata Made, usai menghadiri rakor pencegahan Karhutla di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalbar, Kamis.
Baca juga: Kepala BNPB: Satgas Karhutla akan ditempatkan daerah rawan
Baca juga: BNPB : 1.500 personel Satgas disebar ke desa rawan Karhutla di Riau
Dia menjelaskan, 1.000 anggota TNI yang dilibatkan dalam Satgas Karhutla di Kalbar ini nantinya akan diambil dari setiap satuan TNI dan Polri serta anggota BPBD yang ada di Kalbar.
Selama kurang lebih empat bulan, anggota Satgas Karhutla akan berbaur dengan masyarakat dan akan tinggal bersama masyarakat yang ada di desa-desa. Selama disana, mereka akan melakukan patroli, sosialisasi dan pembinaan kepada masyarakat.
"Untuk jumlah anggota di setiap titik nanti akan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di lapangan," tuturnya.
Diharapkan, katanya, dengan pola sosialisasi dan melibatkan langsung masyarakat dalam pencegahan Karhutla seperti ini bisa lebih maksimal, tanpa menghilangkan kearifan lokal yang ada di dalam masyarakat dalam membuka lahan pertanian.
Ditempat yang sama, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalimantan Barat, Lumano mengatakan pihaknya bersama Tim Satgas Karhutla yang dibentuk oleh BNPB sudah memetakan ada 100 desa di Kalbar yang rawan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) pada tahun ini dan pihaknya akan melakukan upaya antisipasi.
"Hari ini kita kembali menggelar rakor bersama beberapa pihak terkait termasuk BNPB, TNI/Polri dan beberapa pihak lainnya untuk melakukan aksi pencegahan karhutla pada 100 desa di Kalbar yang sudah dipetakan," katanya.
Namun, lanjutnya, tidak menutup kemungkinan tim yang sudah dibentuk ini akan ditugaskan ke daerah lainnya karena dari data 2018 lalu ada 180 desa rawan karhutla. "Dengan adanya tim Satgas Karhutla ini kita harapkan tidak ada kebakaran hutan dan lahan di Kalbar," tuturnya.
Tim Satgas Karhutla yang dibentuk ini nantinya akan ditugaskan untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat untuk tidak membakar lahan secara sembarangan.
Di Kalbar, katanya, hampir keseluruhan kabupaten/kota rawan kebakaran hutan dan lahan, namun pada tahun 2018 lalu ada empat kabupaten yang banyak menghasilkan hotspot di antaranya, Ketapang, Kubu Raya, Sintang dan Landak. Makanya, empat kabupaten ini akan menjadi atensi utama dari Satgas Karhutla ini.
"Rencananya personil Satgas Karhutla yang sudah dibentuk ini akan diturunkan pada tanggal 18 Juli mendatang, dimana 1521 personil yang akan bertugas di 100 desa yang tersebar di Kalbar ini akan berada di lapangan selama empat bulan," kata Lumano.
Baca juga: Kepala BNPB: Sinergisitas bisa minimalkan kerugian karhutla
Baca juga: Kepala BNPB minta Polda Riau jangan beri ruang untuk pembakar lahan
Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2019