"Ratusan hektare lahan pertanian yang mengalami kekeringan tersebut tersebar di Desa Banjarsari, Padasenang, Cidadap, Mekartani, Hegarmulya dan Tenjolaut," kata Camat Cidadap Engkus Kustaman di Sukabumi, Rabu.
Bahkan akibat sulitnya mendapatkan pasokan air, sebagian sawah milik warga mengalami gagal panen. Kekeringan ini hampir setiap tahun
terjadi atau sudah menjadi langganan saat musim kemarau.
Ini disebabkan, mayoritas lahan persawahan di Kecamatan Cidadap merupakan sawah tadah hujan yang sangat mendandalkan air hujan untuk bercocok tanam. Meskipun ada saluran irigasi tetapi sumber airnya kering saat musim kemarau ini.
Tidak hanya lahan pertanian yang terdampak kekeringan, di kecamatan yang berada di wilayah selatan Kabupaten Sukabumi ini ada sekitar 500 jiwa yang kesulitan mendapatkan air bersih dari total penduduk sebanyak 2 ribu jiwa.
Apalagi jika dibandingkan dengan tahun lalu, pada 2019 ini bencana kekeringan bisa dikatakan lebih parah karena luas lahan pertanian yang kekeringan dan permukiman warga yang sulit mendapatkan air bersih bertambah.
"Kami sudah melaporkan kasus bencana kekeringan ini kepada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Dinas Pertanian Kabupaten Sukabumi untuk segera diberikan bantuan atau ditanggulangi karena tidak menutup kemungkinan luas lahan dan warga yang terdampak betambah," tambahnya.
Engkus mengatakan akibat kekeringan ini tentunya kerugian petani cukup besar apalagi mayoritas warganya berprofesi sebagai petani. Tentunya ini akan mengganggu perekonomian masyarakat, pihaknya berharap Pemkab Sukabumi agar bisa memberikan solusi yang cepat dan tepat terkait bencana kekeringan ini.
Baca juga: 7.000 hektare lahan pertanian Gorontalo kekeringan
Baca juga: Lahan sawah enam kecamatan di Karawang rawan kekeringan
Pewarta: Aditia Aulia Rohman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019