Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyatakan, Kabupaten Magelang merupakan salah satu dari mesin penggerak pariwisata destinasi Joglosemar yang pada 2019 ditargetkan bisa dikunjungi hingga 2 juta wisatawan mancanegara (wisman).Pariwisata Magelang didukung unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai sehingga menjadi destinasi andalan di Joglosemar
"Dari 2 juta wisman tersebut, 500.000 wisman di antaranya datang ke Candi Borobudur sebagai ikon pariwisata nasional serta destinasi pariwisata super prioritas," kata Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Iwan Sutiarso dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis.
Target 2 juta wisman itu adalah 10 persen dari target nasional pada 2020 sebesar 20 juta wisman.
Iwan Sutiarso menjelaskan, posisi Magelang yang berada di episentrum atau pusat destinasi Joglosemar sangat diuntungkan karena dikunjungi wisatawan dari tiga arah; Semarang, Jogja, dan Solo, apalagi ketiga kota itu masing-masing didukung infrastruktur bandara internasional.
"Pariwisata Magelang didukung unsur 3A (atraksi, amenitas, dan aksesibilitas) yang memadai sehingga menjadi destinasi andalan di Joglosemar," kata Iwan Sutiarso.
Sementara itu untuk amenitas, kata Iwan, Magelang memiliki hotel berbintang, resort, serta homestay yang tersebar di 51 desa wisata termasuk di desa pinggiran komplek Borobudur.
"Pengembangan pariwisata di Magelang mengedepankan pengembangan berbasis komunitas atau community based development. Usaha pariwisata melibatkan masyarakat setempat," katanya.
Ia mengatakan, Magelang juga memiliki atraksi budaya, alam, dan buatan yang dikemas dalam wisata petualangan dan sport tourism.
Dua atraksi sport tourism yakni Borobudur Marathon dan MesaStalia Peak Challange yang setiap tahun mendatangkan banyak wisman. Borobudur Marathon bahkan telah masuk Top-10 dalam 100 Calender of Event (COE), sedangkan MesaStalia Peak Challenge memasuki tahun ke-9 yang tahun ini bernama MesaStila100.
Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi Publik Kemenpar Guntur Sakti pada kesempatan itu mengusulkan agar Magelang menjadi destinasi pertama yang menjual experience tourism dengan memperkuat story telling pada porfopolio bisnis pariwisatanya.
"Secara khusus Wapres Jusuf Kalla meminta kepada Menteri Pariwisata Arief Yahya untuk membuat story telling Borobubur agar lebih menarik di kalangan milenial," kata Guntur Sakti.
Pengembangan pariwisata Magelang, menurut Ketua Pesona Magelang (Pesma) Syahrudin, tidak lagi tersentral ke Candi Borobudur melainkan sudah menyebar ke berbagai destinasi sehingga kini tumbuh banyak daya tarik wisata baru di antaranya wisata petualang yang dikelola masyarakat setempat (komunitas).
Banyak produk pariwisata baru yang dikelola masyarakat antara lain Arung Jeram Sungai Elo, pemandian air hangat Candi Umbul, Ketep Pass, petualangan (tracking) Gunung Andong, dan agrowisata Kebun Kopi di sekitar MesaStila Resort and Spa Magelang.
Tahun lalu jumlah kunjungan wisatawan ke Kabupaten Magelang mencapai 6,36 juta terdiri atas 5,9 juta wisnus dan 350.000 wisman yang sekitar 80 persen di antaranya mengunjungi Candi Borobudur.
Sementara pada 2019 target kunjungan wisatawan ke Magelang sebesar 7 juta terdiri atas 6,5 juta wisnus dan 500.000 wisman yang sebagian besar mengunjungi Candi Borobudur serta destinasi wisata di sekitar Kabupaten Magelang.
Baca juga: Kemenpar sosialisasikan KUR Pariwisata kepada 100 pelaku usaha di Magelang
Baca juga: Festival lembah merapi dorong promosi wisata Magelang
Baca juga: Jalur kereta api Yogyakarta-Magelang bakal diaktifkan dongkrak pariwisata
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019