• Beranda
  • Berita
  • 1.000 umat Buddha membaca Tripitaka di Borobudur

1.000 umat Buddha membaca Tripitaka di Borobudur

12 Juli 2019 17:18 WIB
1.000 umat Buddha membaca Tripitaka di Borobudur
Para biksu dan umat Buddha membaca Kitab Suci Tripitaka pada "Indonesia Tipitaka Chanting dan Asalha Mahapuja 2563 BE/2019" (Heru Suyitno)
Sekitar 1.000 biksu dan umat Buddha Theravada di Indonesia membaca Kitab Suci Tripitaka (Tipitaka) di Lapangan Lumbini, kompleks Taman Wisata Candi Borobudur, dalam kegiatan "Indonesia Tipitaka Chanting dan Asalha Mahapuja 2563 BE/2019".

Biksu Sangha Theravada Bhante Pannavaro Mahathera di Magelang, Jumat mengatakan pembacaan Kitab Suci Tripitaka dilaksanakan pada 12-14 Juli 2019.

"Pembacaan kitab suci dalam bahasa Pali berlangsung siang hari dan malam hari para biksu yang berkompeten atau pakar dalam kitab suci menguraikan dalam bahasa Indonesia dan siapa saja bisa menghadiri," katanya.

Ia mengatakan umat Buddha yang ikut membaca kitab suci juga menjalankan delapan sila, antara lain tidak makan setelah jam 12.00 WIB, dia tidak memakai kosmetik, dan hidup sederhana.

Ia menyampaikan kegiatan itu juga diikuti para biksu dari luar negeri, antara lain dari Thailand, Malaysia, Singapura, Bangladesh, Kamboja, dan Vietnam.

"Kegiatan ini akan ditutup pada hari Minggu (14/7) dilanjutkan perayaan Asalha Agung untuk memperingati waktu Buddha Gautama memberikan kotbah pertama kepada lima muridnya di Taman Kijang Isipatana di dekat Kota Benares," katanya.

Ia menuturkan perayaan Asalha berlangsung di halaman barat Candi Borobudur dan direncanakan dihadiri Menteri Agama RI.

Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Caliadi mengatakan "Indonesia Tipitaka Chanting" merupakan agenda rutin setiap tahun dilaksankan di kawasan Candi Borobudur.

Ia menurutkan Indonesia Tipitaka Chanting ini bertujuan meningkatkan keyakinan bagi masyarakat buddhis Indonesia khususnya sangha Theravada Indoneasi.

"Kegiatan ini juga dalam rangka bagaimana implementasinya, dapat memahami secara baik dan utuh ajaran Guna Dharma itu diharapkan dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, baik bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara," katanya.

Pewarta: Heru Suyitno
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019