"Para pimpinan atau direksi kemudian turun ke kampungnya masing-masing. Kebetulan saya asli orang sini, Bantarjati Kaum, Masjid Al Mustofa tempat ibu saya lahir dan ibu saya dimakamkan di sini," ujar Direktur Utama (Dirut) BPJS Kesehatan, Fahmi Idris usai sosialisasi di Kantor Kelurahan Bantarjati Kota Bogor, Jawa Barat, Jumat.
Ia mengingatkan masyarakat betapa pentingnya membayar iuran kepesertaan BPJS Kesehatan. Karena, iuran yang dibayarkan, dananya digunakan untuk biaya peserta yang menjalani pengobatan. Terlebih, saat ini sudah lebih dari 222,5 juta jiwa penduduk Indonesia tercatat sebagai peserta JKN-KIS.
"Sebetulnya, kita mengalirkan rezeki kita ke teman-teman yang saat ini berbaring di rumah sakit. bayar iuran ini ada undang-undangnya yang mengatur, ada juga sanksinya. Tapi kalau pelaksanaannya dibangun dengan kesadararan akan lebih baik," kata Fahmi.
Meski begitu, menurut dia, kolektibilitas BPJS kesehatan terhadap iuran pesertanya terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan program serupa di negara-negara lain.
"Secara umum kolektabilitas kita baik, 90 sekian persen. Ada satu segmen yang non formal, yang kemudian angkanya naik turun, karena sektor non formal ini ada kelas 1, kelas 2, dan kelas 3," tuturnya.
Di samping kegiatan sosialisasi, para pimpinan di BPJS Kesehatan yang "turun gunung" itu juga nenyerahkan bantuan berupa peralatan olahraga. Hal itu menurut Fahmi dilakukan agar masyarakat bisa membiasakan prilaku hidup sehat.(KR-MFS).
Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019