Di dalam saung tersebut, terlihat sekumpulan anak tengah berkejar-kejaran satu sama lain dan tertawa. Di sisi lain, beberapa anak tengah membaca buku cerita di dalam ruang baca kecil di dekat saung tersebut.
Tulisan Kampung Dongeng Indonesia terpampang cukup jelas di sisi kanan sebelah panggung kecil dekat ruang baca itu. Kampung Dongeng Indonesia yang terletak di Ciputat, Tangerang Selatan ini, merupakan sebuah wadah literasi bagi anak-anak yang tinggal di sekitarnya.
"Kampung" yang telah menginjak usia ke-11 pada Mei tahun ini didirikan oleh sosok bernama Awan Prakoso atau yang akrab dipanggil Kak Awam oleh anak-anak.
Kak Awam memiliki mimpi agar anak-anak bisa bermain dan belajar melalui dongeng, yang menurutnya sudah mulai tergerus dan ditinggalkan oleh pembentuk karakter anak, yakni sekolah dan keluarga.
“Sekolah saat ini sudah lebih berfokus kepada kurikulum pendidikan sehingga terkadang abai terhadap nilai-nilai karakter dan budi pekerti,” ujarnya sembari menata buku-buku anak di taman bacanya.
Ia juga menambahkan bahwa keluarga di era sekarang juga memiliki cara didik anak (parenting) yang berbeda dengan parenting beberapa tahun silam.
“Orang tua zaman dulu itu, mereka tanpa sadar suka memberikan kisah-kisah kepada anak-anaknya. Dan cerita-cerita tersebut sarat akan hikmah. Sedangkan saat ini banyak orang tua yang larut akan pekerjaannya sehingga lupa untuk meluangkan waktu bercerita dengan anaknya,” katanya.
Kampung Dongeng, menurut Kak Awam, merupakan sebuah ruang bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang tidak dipelajari di sekolah, seperti bagaimana berani tampil, berbuat baik, dan sebagainya, melalui perantara dongeng.
Baca juga: Museum Basoeki Abudllah: Dongeng bagian dari pendidikan karakter
Baca juga: Dongeng audio visual jadi program unggulan RPTRA Sindang Raya
Penyeru Dongeng
Kehadiran sosok lelaki berkacamata itu tak lama membuat seluruh mata anak-anak yang awalnya berfokus pada kegiatan masing-masing, langsung tertuju padanya.
"Kak, bacain kisah dongeng buku cerita ini, dong!" seru salah seorang anak perempuan kecil di sana. Kak Awam lalu tersenyum dan menunjukkan aksinya dan menciptakan kegirangan anak-anak yang menyaksikannya.
Pria kelahiran Blora, 18 Mei 1973 ini terkenal aktif dalam dunia seni peran, seni tutur serta pemerhati anak. Kak Awam juga aktif dalam kegiatan sosial terutama bantuan untuk anak di daerah bencana.
Ia mengungkapkan telah memiliki impian untuk membangun Kampung Dongeng seiring dengan seringnya ia berkeliling daerah musibah di Indonesia dan membantu anak-anak di pengungsian.
“Terus saya kepikiran, bagaimana agar anak-anak ini bisa ceria dan belajar lagi di situasi seperti ini? Lalu, tepatnya setelah Situgintung ambrol, saya dan istri membuat Kampung Dongeng di rumah ini,” kata dia.
Niat dan mimpi tersebut lalu berangsur-angsur menjadi kenyataan. Antusiasme tinggi dari anak-anak yang tinggal di lingkungannya lalu mengundang relawan-relawan dari berbagai wilayah di Indonesia untuk bergabung.
Hingga kini, Kampung Dongeng Indonesia memiliki lebih dari 1.500 relawan yang tersebar di 24 provinsi, 140 kabupaten/kota di seluruh Indonesia.
Kak Awam dan para relawan ini terus bergerak aktif dalam membuat wadah berkumpulnya anak-anak untuk menyimak dan membaca dongeng bersama.
Baca juga: Baca dongeng, cara manfaatkan gawai dan jalin kedekatan dengan anak
Baca juga: Mendongeng bisa dimulai sejak anak masih di kandungan
Program Komunitas
Kak Awam dan teman-teman relawan Kampung Dongeng Indonesia memiliki beberapa kegiatan rutin yang dilakukan. Beberapa di antaranya adalah Pekan Kampung Dongeng dan Kampung Dongeng Pelosok Negeri.
Kegiatan-kegiatan ini memiliki jangkauan yang berbeda-beda. Pekan Kampung Dongeng rutin dilaksanakan di Saung Kampung Dongeng di berbagai daerah di Indonesia dan berisikan beragam aktivitas seperti bermain bersama, workshop kreativitas anak dan pentas dongeng.
“Agar bisa menjangkau hingga ke daerah-daerah terpencil, kami juga menyempatkan waktu untuk menggelar pentas dongeng di kampung-kampung kecil di Indonesia,” katanya.
Untuk kegiatan bertajuk Kampung Dongeng Pelosok Negeri, tim Kampung Dongeng bekerjasama dengan instansi-instansi pemerintah maupun swasta, untuk membuka cabang di berbagai daerah di Indonesia. Hal ini merupakan cinta-cita Kak Awam yang akan mempersembahkan 1.000 Kampung Dongeng untuk Indonesia.
Dongeng dan Harapan
“Dongeng, seperti pada era saya dulu, esensinya tidak berubah walaupun dunia terus berputar,” ujar Kak Awam sambil menunjukkan buku-buku cerita karyanya.
Setiap dongeng memiliki cerita, penyampaian, pendekatan serta pesan yang bervariasi. Menurut dia, dongeng merupakan media yang baik untuk membentuk karakter atau pribadi anak sejak dini.
“Tiap cerita terdapat tokoh yang berbuat baik dan sebaliknya. Dari sana, anak-anak bisa memilah hal seperti apa yang seharusnya ia lakukan di kehidupan sehari-hari, dan mana yang tidak,” kata dia.
Mendongeng bukanlah hal yang terlintas pertama kali dalam kehidupan Kak Awam. Namun pengalaman dan rasa kemanusiaan yang tinggi membuatnya untuk menciptakan pelangi bagi anak-anak di sekitarnya.
Baca juga: Mendongeng dan membaca nyaring, apa bedanya?
Baca juga: Dongeng mempercepat literasi pada tumbuh kembang anak
Di Kampung Dongeng Indonesia, aktivitas yang bisa dilakukan anak-anak sangatlah bervariasi. Didukung dengan adanya ruang baca dan panggung pentas, anak-anak dapat mengeksplor dirinya, mulai dari membaca aneka buku, hingga meningkatkan kepercayaan diri dengan berlatih seni peran.
Ketika disinggung mengenai adanya sanggar seni peran di Kampung Dongeng, Kak Awam menjawab bahwa seni peran juga merupakan bentuk lain dari penyampaian dongeng.
Sambil tersenyum, ia menambahkan sanggar ini ada bukan untuk membentuk anak-anak menjadi aktor atau aktris, namun menanamkan rasa percaya diri untuk tampil di depan umum. "Karena mau tak mau, anak-anak kita harus berani untuk berekspresi, dan ini salah satu medianya.”
Sebelum ditarik anak-anak untuk bercerita kembali, Kak Awam menuturkan bahwa dongeng memiliki banyak aspek, baik bagi anak maupun orang tua. Ia berharap, dongeng mampu mendekatkan dan menjaga hubungan orang tua dengan anaknya.
Karena pada dasarnya, anak-anak suka diceritakan. Entah kisah fiksi yang asal-asalan dibuat ibu atau bahkan pengalaman hidup ayah yang telah berjuang baginya..
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019