Salah seorang mahasiswa asal Amerika Serikat (AS) Kevin mengaku tak pernah membayangkan bisa merasakan dan menjalani kehidupan seperti warga lokal di Indonesia.
"Ini pengalaman pertama kali dan langka bagi saya menjalani kehidupan bersama warga desa di Indonesia. Selama kami bersama-sama, kami saling mengenalkan budaya kami masing-masing," kata Kevin di Malang, Sabtu.
Ia mengemukakan di hari pertama di desa, ia sudah diajak membersihkan sungai. "Warga menjelaskan kenapa membersihkan sungai di Indonesia sangat penting. Mereka ingin lingkungan di sini bersih seperti sebelumnya," tutur Kevin.
Program KKN bagi mahasiswa asing itu merupakan program Village Home Stay dari Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing (BIPA) UMM.
Program Village Home Stay merupakan program unggulan BIPA UMM karena hanya dimiliki oleh UMM dari 64 universitas di Indonesia yang menerima beasiswa Darmasiswa. Ke-12 mahasiswa asing ini ditempatkan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Batu, Kota Batu. Mereka hidup berdampingan dan menjalani kehidupan selayaknya warga desa dan mengikuti kebiasaan orang tua asuh sebagai petani.
"Menariknya, kami juga mengikuti kegiatan keseharian dari orang tua asuh kami sebagai petani, baik petani anggrek, apel, sayuran dan lainnya. Kami juga memasak makanan Indonesia, menari dan membuat bank sampah," kata Kevin.
Kevin juga tertarik saat diajak warga desa untuk belajar budi daya jambu kristal di perkebunan organik. Menurutnya, buah jenis ini tidak ditemui di negaranya (AS). Terlebih di negaranya kebanyakan buah yang ditanam menggunakan bahan kimia. "Meskipun saya tidak lahir dari keluarga petani, setidaknya sekembalinya saya ke Amerika dapat membagikan informasi teknik menanam buah yang baik," ujarnya.
Setelah program KKN selesai, para peserta ditugaskan menulis buku tentang pengalaman dan komparasi antara beberapa kebiasaan di Indonesia dan negara asalnya.
Sementara itu, Kepala BIPA UMM Dr Arif Budi Wurianto menjelaskan tujuan program Village Home Stay ini agar mahasiswa asing dapat mengenal lebih dalam tentang budaya dan kebiasaan masyarakat Indonesia.
"Tentunya ini akan menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi mereka. Semoga dengan pengalaman ini, mereka sebagai duta budaya dan juga pariwisata Indonesia dapat menceritakannya di negara masing-masing," kata Arif.
Program ini merupakan pengembangan dari program beasiswa Darmasiswa yang diberikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia untuk orang asing yang negaranya mempunyai hubungan diplomatik dengan Indonesia.
Program yang sudah ada sejak tahun 1974 ini kemudian dikembangkan kembali oleh UMM dengan menambahkan program ini.
BIPA UMM juga melatih 24 orang mahasiswa asing dari berbagai negara untuk menjadi Duta Budaya dan Bahasa Indonesia di negara masing-masing melalui program Diplomatik Darmasiswa RI dan Beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KMB)
Selama sepekan, mereka juga dikenalkan beragam alat musik, pakaian ada, belajar menari serta berbagai hal yang berkaitan dengan beragam budaya dan bahasa daerah di Indonesia.
Pewarta: Endang Sukarelawati
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019